Deeptalk.co.id – Kita pasti sudah tahu bahwa bunuh diri adalah masalah serius di seluruh dunia, termasuk di Korea Selatan. Tingkat bunuh diri di Korea Selatan terus meningkat dari tahun ke tahun dan menjadi perhatian global.

 

 

Lalu, apa yang menyebabkan tingginya angka bunuh diri di Korea Selatan? Mari kita bahas bersama.

 

Tekanan Akademis Dan Profesional Yang Tinggi

 

Kamu mungkin sudah pernah mendengar bahwa pendidikan dan karir di Korea Selatan sangatlah penting. Tekanan yang tinggi untuk meraih kesuksesan di kedua bidang tersebut dapat menjadi salah satu penyebab utama bunuh diri di negara ini. Anak-anak Korea Selatan dimulai dengan belajar di sekolah dasar hingga malam hari. Setelah itu, mereka pergi ke les privat hingga larut malam. Begitu mereka lulus dari sekolah menengah, mereka harus bersiap-siap menghadapi ujian masuk perguruan tinggi yang sangat sulit. Setelah lulus kuliah, mereka harus bersaing ketat untuk mendapatkan pekerjaan terbaik di perusahaan yang terkenal. Tekanan untuk sukses di Korea Selatan dapat sangat membebani mental seseorang. Sehingga membuat mereka merasa tidak ada jalan keluar selain bunuh diri.

 

Stigma Terhadap Gangguan Kesehatan Mental

 

Seringkali, orang-orang di Korea Selatan lebih memilih untuk menutupi atau mengabaikan masalah kesehatan mental mereka. Ada stigma yang besar terhadap orang yang mengalami depresi atau gangguan kecemasan. Di mana mereka dianggap sebagai orang yang lemah atau tidak mampu mengatasi tekanan hidup. Hal ini dapat menyebabkan orang yang membutuhkan bantuan untuk tidak mendapatkannya, bahkan jika mereka mencoba untuk mencari bantuan. Ini bisa membuat mereka semakin terisolasi dan merasa tidak dihargai, sehingga akhirnya mengambil keputusan untuk bunuh diri.

 

Teknologi Dan Media Sosial

 

Kita hidup dalam dunia yang terus terhubung melalui teknologi. Di Korea Selatan, teknologi dan media sosial sangatlah populer dan orang-orang cenderung menghabiskan waktu yang lama di depan layar mereka. Sayangnya, ini dapat menyebabkan kesepian dan isolasi sosial. Orang-orang mungkin merasa terhubung secara virtual, tetapi mereka kurang terhubung secara emosional dengan orang-orang di sekitar mereka. Selain itu, media sosial dapat menjadi tempat yang sangat negatif di mana orang merasa perlu untuk membandingkan diri mereka dengan orang lain dan merasa tidak cukup baik. Hal ini dapat menyebabkan depresi dan merasa putus asa, bahkan pada orang yang seharusnya merasa bahagia dan sukses.

 

Tekanan Keluarga Dan Budaya Patriarki

 

Di Korea Selatan, tekanan keluarga dapat menjadi sangat besar dan sangat penting bagi orang-orang. Orang tua cenderung menempatkan harapan yang tinggi pada anak-anak mereka untuk mencapai kesuksesan dalam hidup kita.

 

Di samping itu, budaya patriarki yang kuat di Korea Selatan dapat membuat hidup sulit bagi orang-orang yang tidak sesuai dengan norma-norma gender yang ditetapkan. Pria di Korea Selatan diharapkan untuk menjadi pahlawan keluarga dan menanggung beban finansial keluarga. Sementara itu, wanita diharapkan untuk menjadi istri dan ibu yang sempurna, dan seringkali mereka ditekan untuk memperlihatkan penampilan yang sempurna. Mereka mengikuti standar kecantikan yang sangat ketat. Hal ini dapat menyebabkan banyak tekanan dan rasa tidak aman, yang kemudian dapat memicu bunuh diri.

 

Pengaruh Kebudayaan Populer

 

Kebudayaan populer Korea Selatan telah menyebar ke seluruh dunia, termasuk musik, film, dan drama televisi. Sayangnya, terkadang kebudayaan populer ini dapat memberikan gambaran yang salah tentang realitas hidup di Korea Selatan. Misalnya, drama televisi sering menampilkan karakter utama yang kaya dan sukses, dan sulit untuk menunjukkan bahwa banyak orang di Korea Selatan hidup dalam kemiskinan atau mengalami masalah mental. Hal ini dapat menciptakan ekspektasi yang tidak realistis bagi orang-orang yang menonton kebudayaan populer tersebut dan membuat mereka merasa putus asa ketika tidak dapat mencapai tingkat keberhasilan yang sama seperti karakter di layar.

 

Jadi Apa Alasan Utama Tingginya Tingkat Bunuh Diri Di Korea Selatan?

 

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya tingkat bunuh diri di Korea Selatan. Namun, beberapa alasan utama meliputi tekanan akademis dan profesional yang tinggi. Stigma terhadap gangguan kesehatan mental, teknologi dan media sosial, tekanan keluarga dan budaya patriarki yang kuat, serta pengaruh kebudayaan populer.

 

Tekanan akademis dan profesional yang tinggi dapat membuat banyak orang di Korea Selatan merasa tertekan dan kelelahan. Sehingga mereka cenderung untuk merasa putus asa dan berpikir untuk bunuh diri. Selain itu, stigma terhadap gangguan kesehatan mental seringkali menyebabkan orang-orang menutup diri. Sehingga, mereka enggan mencari bantuan ketika mereka mengalami masalah mental. Teknologi dan media sosial dapat memperburuk situasi ini dengan memberikan tekanan dan ekspektasi yang lebih tinggi pada orang-orang untuk selalu terhubung dan tampil sempurna di media sosial.

 

Di samping itu, budaya patriarki yang kuat di Korea Selatan dapat membuat hidup sulit bagi orang-orang yang tidak sesuai dengan norma-norma gender yang ditetapkan. Pria di Korea Selatan diharapkan untuk menjadi pahlawan keluarga dan menanggung beban finansial keluarga. Sementara itu, wanita diharapkan untuk menjadi istri dan ibu yang sempurna. Seringkali mereka ditekan untuk memperlihatkan penampilan yang sempurna dan mengikuti standar kecantikan yang sangat ketat. Hal ini dapat menyebabkan banyak tekanan dan rasa tidak aman, yang kemudian dapat memicu bunuh diri.

 

Baca juga : Bagaimana Cara Menghilangkan Pikiran Bunuh Diri?

 

Terakhir, pengaruh kebudayaan populer seperti drama televisi seringkali memberikan gambaran yang tidak realistis tentang realitas hidup di Korea Selatan. Hal ini dapat menciptakan ekspektasi yang tidak realistis bagi orang-orang yang menonton kebudayaan populer tersebut. Membuat mereka merasa putus asa ketika tidak dapat mencapai tingkat keberhasilan yang sama seperti karakter di layar.

 

Namun, penting untuk diingat bahwa tidak ada satu solusi yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Dibutuhkan upaya dari semua pihak. Baik individu, keluarga, masyarakat, dan pemerintah untuk memperhatikan dan mengatasi masalah kesehatan mental dan bunuh diri di Korea Selatan. Hal ini meliputi meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental. Selain itu, memperbaiki sistem pendidikan dan pekerjaan yang dapat mengurangi tekanan, dan mengubah budaya yang menekankan kesempurnaan dan keberhasilan. Sehingga orang-orang dapat hidup dengan lebih seimbang dan bahagia.

Denounce with righteous indignation and dislike men who are beguiled and demoralized by the charms pleasure moment so blinded desire that they cannot foresee the pain and trouble.
0

No products in the cart.