Deeptalk.co.id – Memiliki bentuk tubuh indah dengan berat badan yang ideal merupakan impian bagi sebagian besar orang. Hingga adakalanya seseorang akan menjaga makan dengan harap berat badannya tetap normal. Namun, pada kondisi tertentu ada juga yang sampai merasa bersalah ketika perutnya kenyang. Perasaan seperti perlu diwaspadai karena bisa jadi hal tersebut merupakan gejala dari gangguan makan atau eating disorder.

 

Pengertian Eating Disorder

 

Menurut American Psychiatric Association, gangguan makan atau eating disorder adalah gangguan mental yang didefinisikan oleh perilaku makan abnormal yang berdampak negatif pada kesehatan fisik atau mental seseorang. Eating disorder berhubungan dengan gangguan parah pada perilaku makan seseorang serta pikiran dan emosi yang terkait.

 

Penderita eating disorder yang kerap mengeluhkan berat badan

Penderita eating disorder yang kerap mengeluhkan berat badan (cr : Advenium)

 

Karena sering dikaitkan dengan ketakutan pada berat badan, masyarakat menjadi kerap mengartikan eating disorder sebagai bagian atau pilihan gaya hidup seseorang. Padahal gangguan makan merupakan penyakit yang serius dan bisa berakibat fatal apabila tidak segera ditangani.

 

Gejalanya pun bermacam-macam, seperti keasyikan dengan makanan, kekhawatiran akan berat badan, hingga bentuk tubuh. Tipe gangguan makan yang umum yakni meliputi anoreksia nervosa, bulimia nervosa, hingga binge eating disorder.

 

Baca juga : 6 Tipe Eating Disorder dan Berikut Penjelasannya

 

Gangguan makan dapat memengaruhi orang-orang dari segala usia, latar belakang ras/etnis, berat badan, dan jenis kelamin. Kondisi ini juga sering muncul selama masa remaja atau dewasa muda, tetapi juga dapat berkembang selama masa kanak-kanak atau di kemudian hari.

 

Penyebab Eating Disorder

 

Para peneliti percaya bahwa ada banyak faktor penyebab seseorang bisa mengalami eating disorder. Beberapa temuan dari para peneliti ialah gangguan makan disebabkan oleh adanya interaksi yang kompleks dari faktor genetik, biologis, perilaku, psikologis dan sosial.

 

Untuk memahami lebih lanjut mengenai gangguan makanini, peneliti pun harus menggunakan teknologi dan sains terbaru. Salah satu pendekatan melibatkan studi tentang gen manusia sehingga ditemukan fakta baru bahwa faktor genetika bisa menjadi penyebab gangguan makan. Orang yang memiliki saudara kandung atau orang tua dengan gangguan makan tampaknya memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkannya.

 

Kemudian ciri-ciri kepribadian juga menjadi faktor lainnya. Secara khusus, neurotisme, perfeksionisme, dan impulsif adalah tiga ciri kepribadian yang sering dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena eating disorder. Hal ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan pada tahun 2015 oleh Kristen M Culbert dkk.

 

Selain itu, studi pencitraan otak juga memberikan pemahaman yang lebih baik tentang gangguan makan. Seperti hal nya penelitian yang telah menemukan perbedaan pola aktivitas otak pada wanita dengan gangguan makan dibandingkan dengan wanita sehat. Penelitian semacam ini dapat membantu memandu pengembangan cara baru diagnosis dan pengobatan gangguan makan.

 

Penyebab potensial lainnya termasuk tekanan yang dirasakan untuk menjadi kurus, preferensi budaya untuk menjadi kurus, dan paparan media yang mempromosikan cita-cita ini.

 

Baru-baru ini, para ahli telah mengusulkan bahwa perbedaan struktur otak dan biologi juga dapat berperan dalam perkembangan gangguan makan. Secara khusus, tingkat bahan kimia pesan otak serotonin dan dopamin mungkin menjadi faktor.

 

Apa Saja Tanda-Tanda Eating Disorder?

 

Eating disorder memiliki beberapa jenis gangguan dan di antaranya memiliki gejala yang berbeda-beda pula. Namun setiap kondisi melibatkan fokus ekstrem pada masalah yang yang berkaitan dengan makanan, pola makan, hingga berat badan.

 

Beberapa penderita eating disorder akan keasyikan atau terlalu fokus dengan makanan dan berat badan. Hal ini mungkin membuat penderita sulit untuk fokus pada aspek kehidupan lainnya. Hingga mereka tidak menyadari adanya tanda-tanda mental dan perubahan pada perilaku.

 

Berikut beberapa tanda-tanda berupa perilaku tanda gangguan makan atau eating disorder yang perlu diketahui :

 

  • Penurunan berat badan yang dramatis
  • Kekhawatiran tentang makan di depan umum yang terlalu sering
  • Keluhan sembelit, intoleransi dingin, sakit perut, lesu, pusing, atau kelebihan energi
  • Ketakutan yang intens akan kenaikan berat badan atau menjadi gemuk
  • Menyangkal merasa lapar
  • Berolahraga secara berlebihan
  • Menstruasi tidak lancar (bagi yang mengalami menstruasi)
  • Fungsi sistem kekebalan tubuh yang buruk
  • Kesulitan dalam berkonsentrasi
  • Hasil tes lab atipikal (anemia, kadar tiroid rendah, kadar hormon rendah, kalium rendah, jumlah sel darah rendah, detak jantung lambat)

 

Jika gejala-gejala yang telah disebutkan beresonansi dengan Anda, hingga Anda merasa kemungkinan mengalami gangguan makan, maka penting untuk menghubungi profesional medis untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.

 

Membuat keputusan untuk memulai pemulihan gangguan makan mungkin terasa menakutkan atau berlebihan, tetapi mencari bantuan dari profesional medis, kelompok pendukung pemulihan gangguan makan, dan komunitas akan dapat mempermudah pemulihan.

 

 

 

Sumber :

https://www.nimh.nih.gov/health/topics/eating-disorders

https://www.healthline.com/nutrition/common-eating-disorders#do-you-have-one

Denounce with righteous indignation and dislike men who are beguiled and demoralized by the charms pleasure moment so blinded desire that they cannot foresee the pain and trouble.
0

No products in the cart.