Deeptalk.co.id – Setiap orang tua memiliki harapan tertentu pada anak-anaknya demi masa depan mereka. Sehingga mereka pun ingin memberikan yang terbaik bagi buah hatinya, walaupun seringkali muncul keraguan tentang bagaimana cara terbaik dalam mengasuh anak mereka. Pun dengan situasi dan kondisi yang dihadapi antara anak dan orang tua, membuat pola asuh atau gaya parenting memiliki beragam pendekatan yang berbeda hingga dibagi kedalam beberapa tipe.
Setiap orang tua melakukan pola asuh atau gaya parenting mereka masing-masing demi kebaikan anak-anaknya. Beberapa orang tua mengharapkan anak-anak mereka melakukan apa yang mereka katakan, tanpa pertanyaan. Atau ada juga yang mengatur setiap aspek kehidupan anak mereka dalam upaya menjaga mereka tetap aman dan menyiapkan mereka untuk sukses. Sedangkan yang lain menganut pendekatan santai, membiarkan anaknya membuat pilihan sendiri dalam segala hal.
Jika lebih dari satu dari pendekatan ini beresonansi dengan Anda, atau mungkin tidak ada yang tampak cocok, dan itu tidak apa-apa. Meskipun psikolog dan pakar pengasuhan anak sering mencoba mengurutkan orang tua ke dalam kategori yang rapi, Anda mungkin mendapati diri Anda berubah berdasarkan usia anak Anda, temperamen anak Anda, atau bahkan waktu dan kondisi tertentu lainnya.
Baca juga : Kenali Ciri-Ciri Toxic Parenting dan Dampak Negatif Bagi Kesehatan Mental Anak
Tipe Pola Asuh atau Parenting Pada Anak
Dalam mengasuh melalui pola interaksi dan cara membimbing anak-anak, setiap orang tua memiliki pendekatannya masing-masing. Mereka mengedepankan moral, prinsip serta perilaku anak yang umumnya dibentuk melalui ikatan ini. Sehingga para ahli pun membagi pendekatan tersebut menjadi beberapa kategori.
Setiap kategori menggunakan pendekatan unik tentang bagaimana setiap orang tua membesarkan anak-anaknya. Umumnya, setiap orang tua memiliki pola asuh pada salah satu kategori tersebut dan terkadang memiliki beberapa karateristik dari kategori lainnya. Selain itu, tipe parenting yang dilakukan bisa bergantung pada situasi yang dihadapi antara orang tua dan anak.
Authoritarian Parenting
Orang tua dengan gaya ini cenderung memiliki pola komunikasi satu arah dimana orang tua menetapkan peraturan yang ketat yang harus dipatuhi oleh anak. Pada pola asuh ini, ruang untuk negosiasi dari anak sangat sedikit dan bahkan bisa saja tidak ada, serta orang tua tidak menjelaskan aturan yang mereka buat. Orang tua mengharapkan anak bisa menjunjung tinggi standar-standar yang mereka buat, dan jika memiliki kesalahan akan berujung pada hukuman.
Baca juga : Apakah Anak Boleh Diberikan Hukuman Saat Melakukan Kesalahan
Anak-anak yang tumbuh dengan orang tua yang otoriter biasanya akan berperilaku paling baik di lingkungannya karena konsekuensi dari perilaku buruk yang bisa mereka terima. Selain itu, mereka lebih mampu mematuhi instruksi yang tepat yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Namun, anak-anak bisa memiliki tingkat agresi yang lebih tinggi sehingga akan kesulitan mengelola amarah. Diiringi dengan sifatnya yang pemalu, tidak kompeten secara sosial dan tidak dapat membuat keputusannya sendiri akibat harga dirinya yang buruk. Aturan dan hukuman orang tua yang ketat sering mempengaruhi anak untuk memberontak terhadap figur otoritas saat mereka tumbuh dewasa.
Authoritative Parenting
Jenis orang tua ini biasanya mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan anak saat mengasuh mereka. Orang tua memiliki pedoman yang lebih jelas untuk harapan yang ingin mereka tanamkan pada anak-anak. Mereka akan menjelaskan alasan dibalik tindakan disipliner yang telah mereka buat. Pun pendisiplinan digunakan bukan untuk menghukum, melainkan cara orang tua mendukung anak.
Anak-anak tidak hanya dapat memberikan masukan untuk tujuan dan harapan, tetapi juga ada tingkat komunikasi yang sering dan sesuai antara orang tua dan anak mereka. Secara umum, gaya pengasuhan ini mengarah pada hasil yang paling sehat bagi anak tetapi membutuhkan banyak kesabaran dan usaha dari kedua belah pihak.
Pola asuh otoritatif menghasilkan anak yang memiliki harga diri tinggi, bertanggung jawab, dan mampu mengatur diri sendiri. Mereka dapat mengelola emosi negatif mereka dengan lebih efektif, yang mengarah pada hasil sosial dan kesehatan emosional yang lebih baik. Karena orang tua ini juga mendorong kemandirian, anak-anak mereka akan belajar bahwa mereka mampu mencapai tujuan mereka sendiri.
Baca juga : Kenalkan Kegiatan Ini untuk Menjaga Kesehatan Mental Anak dan Remaja
Permissive Parenting
Pola asuh permisif menghadirkan orang tua yang cenderung hangat ketika mengasuh anak dan biasanya memiliki harapan minimal atau tidak sama sekali. Mereka memberlakukan aturan terbatas pada anak-anak mereka. Komunikasi tetap terbuka, tetapi orang tua membiarkan anak mereka mencari tahu sendiri. Tingkat harapan yang rendah ini biasanya menghasilkan penggunaan disiplin yang jarang. Mereka bertindak lebih seperti teman daripada orang tua.
Aturan yang terbatas ini justru dapat menyebabkan anak memiliki kebiasaan makan yang tidak sehat, terutama terkait jajanan yang mengakibatkan peningkatan risiko obesitas dan masalah kesehatan lainnya pada anak. Anak juga memiliki banyak kebebasan saat mereka memutuskan hal-hal di kehidupannya. Ini dapat menyebabkan kebiasaan negatif lainnya karena orang tua tidak memberikan banyak panduan tentang moderasi.
Secara keseluruhan, anak-anak dari orang tua yang permisif biasanya memiliki harga diri dan keterampilan sosial yang baik. Namun, mereka bisa menjadi impulsif, menuntut, egois, dan tidak memiliki pengaturan diri.
Uninvolved Parenting
Anak-anak diberi banyak kebebasan karena tipe orang tua seperti ini biasanya menghindari tanggung jawab sebagai orang tua. Mereka memenuhi kebutuhan dasar anak, namun sementara mereka pada umumnya tetap terpisah dari kehidupan anak mereka. Orang tua dengan gaya asuh ini tidak menggunakan gaya pendisiplinan tertentu dan memiliki komunikasi yang terbatas dengan anak mereka. Mereka cenderung menawarkan pengasuhan yang rendah sementara memiliki sedikit atau tidak ada harapan dari anak-anak mereka.
Anak-anak dari orang tua yang tidak terlibat biasanya ulet dan bahkan mungkin lebih mandiri daripada anak-anak dengan pola asuh lainnya. Namun, keterampilan ini dikembangkan karena kebutuhan. Selain itu, mereka mungkin mengalami kesulitan mengendalikan emosi mereka, strategi koping yang kurang efektif, kemungkinan memiliki tantangan akademis, dan kesulitan mempertahankan atau memelihara hubungan sosial.
Sumber :
Sanvictores T, Mendez MD. Types of Parenting Styles and Effects On Children. [Updated 2022 Sep 18]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK568743/
Brody, B. (2021, March 1). What Are the Different Parenting Styles? WebMD. https://www.webmd.com/parenting/features/parenting-styles