Deeptalk.co.id – Saat menghadapi suatu tantangan atau tekanan, seperti cedera dan penyakit, secara otomatis seseorang akan menghadapinya dengan mengetahui bagaimana caranya. Ini juga termasuk ke dalam teknis dari mekanisme koping atau dikenal coping mechanism. Secara umum, coping mechanism terbagi menjadi coping mechanism produktif dan non-produktif.

 

Toni Bernhard, seorang penulis dari buku How to Live Well with Chronic Pain and Illness menyebutkan bahwa coping mechanism artinya Anda menerima kondisi kesehatan Anda tandap menyalahkan diri sendiri. Ketika menyalahkan diri sendiri, itu menjadi gangguan dari keterampilan coping mechanism, yang mencari cara untuk membuat hidup terbaik yang Anda bisa dengan kondisi yang tengah dialami saat ini.

 

Sedangkan seorang psikoterapis berlisensi dan juru bicara kampanye Coping Confessions, Stacy Kaiser membagi coping mechanism menjadi dua. Yakni coping mechanism produktif dan non-produktif.

 

Beda coping mechanism produktif dan non-produktif (cr : Medium)

 

1. Coping Mechanism Productive

 

Kaiser mengatakan bahwa koping jenis ini melibatkan diri untuk memeriksa situasi dan membuat penyesuaian dalam hidup. Seperti mendidik diri sendiri tentang kondisi Anda, mendapatkan dukungan dari teman dan keluarga, berbicara dengan seorang ahlo dan menempatkan diri dalam situasi yang memungkinkan Anda menjadi proaktif.

 

Pada situasi yang sudah sangat kronis, akan membuat seseorang menjadi putus asa dan tidak berdaya. Sehingga jika tidak mendidik diri sendiri atau mencari bantuan melalui dukungan dari teman dan ahli, situasi Anda akan semakin memburuk hingga Anda tidak akan lagi melihat harapan.

 

Oleh karena itu, untuk dapat menerapkan coping mechanism yang produktif ini, Anda bisa memulainya dengan berkomitmen dan pelajari kondisi Anda saat ini. Miliki keberanian untuk berbicara dengan dokter daripada hanya mengandalkan internet untuk mendapatkan informasi. Self diagnosis dari internet justru tidak baik untuk dilakukan. Selain itu, jangan mengasingkan diri, dan mencari dukungan dari teman dan keluarga.

 

Kemudian, Toni Bernhard membagikan 3 praktik utama yang menentukan gaya kopingnya:

 

Sayangi Diri Sendiri

 

Hal pertama yang harus dilakukan ketika hidup tidak berjalan sesuai keinginan Anda adalah bersikap baik kepada diri sendiri. Bernhard melalui pengalamannya menceritakan bagaimana ia cenderung mengasihani dirinya sendiri setelah melewati rasa sakitnya. Hal ini ia lakukan untuk melihat apakah ia masih memiliki masalah kesehatan atau tidak karena bisa saja hidup menjadi sulit.

 

Cobalah untuk mengatakan pada diri sendiri, “Hidup tidak selalu berjalan sesuai keinginan kita. Kita tidak bisa membuat seseorang mencintai kita atau semua orang bisa berperilaku sesuai dengan kehendak kita.” Ketika Anda melakukannya, ini dapat membuka jalan untuk melihat solusi konstruktif untuk masalah apa pun yang Anda hadapi.

 

Ketenangan

 

Hal ini melibatkan dan merangkul hidup Anda yang sekarang, bukan yang seperti dulu. Kita tidak bisa mengklaim hidup dalam keadaan seimbang sepanjang waktu. Tapi, itulah saat yang tepat untuk mencapai kedamaian tertinggi. Yakni ketika kita terlibat secara positif dalam hidup dan mencari cara untuk menjalani kehidupan yang bertujuan serta bahagia terlepas dari keterbatasan yang kita miliki.

 

Baca juga : Kenali 4 Tipe Coping Mechanism Berikut Ini

 

Perhatian

 

Menyadari momen dan pengalaman saat ini tanpa kebencian atau keinginan untuk menjadi berbeda adalah praktik terbaik untuk mengatasi masalah secara sehat. Perhatian benar-benar merupakan kunci dan alat ampuh untuk mengatasi tekanan yang kita alami. Hal ini karena ketika seseorang terjebak dalam iri hati, kebencian hingga kemarahan, mereka tidak akan menyadari apa yang terjadi saat ini dalam hidup.

 

2. Coping Mechanism Non-Produktif

 

Mekanisme penanganan yang tidak produktif melibarkan diri yang membiarkan suatu kondisi memengaruhi hidup secara negatif, sehingga seseorang malah mundur dan enggan mencari dukungan.

 

Hal ini memiliki hubungan dengan stagnan dan tidak melakukan apa yang perlu dilakukan ketika mengalami suatu masalah. Termasuk tidak mau berbicara dengan orang yang tahu lebih banyak tentang apapun yang dihadapi dan cenderung menyelesaikannya sendiri.

 

Kondisi coping mechanism non-produktif juga sejalan dengan beberapa hambatan untuk melakukan koping dengan sehat. Diantaranya sebagai berikut :

 

Menginginkan Hal Lain Diluar Realitas

 

Keinginan terus-menerus terhadap hal-hal lain dari realitas sebenarnya dapat menjadi sumber penderitaan diri sendiri yang juga malah membuat Anda tidak berhasil mengatasinya. Jika semua yang Anda lakukan adalah berharap suatu hal menjadi berbeda, maka Anda hanya akan duduk sambil berpikir, ‘saya terjebak di rumah tanpa melakukan apa-apa’.

 

Perlu diakui bahwa hal ini tidak mudah untuk dilalui, apalagi ketika melihat orang lain yang bahagia melanjutkan kehidupan mereka. Seperti ketika mereka bepergian dan melakukan sesuatu, kemudian Anda mungkin iri dengan mereka. Jika Anda terjebak di dalamnya sepanjang waktu, kemungkinan Anda tidak dapat mengatasi atau tidak terlibat dengan kehidupan yang Anda miliki saat ini.

 

Menyalahkan Diri Sendiri

 

Menyalahkan diri sendiri justru dapat menghalangi kemampuan untuk melihat apa yang mungkin dapat Anda lakukan untuk memanfaatkan yang terbaik dari apa yang Anda dapatkan. Itu termasuk mencoba untuk mendapatkan perawatan medis yang baik, tetapi juga mampu menilai di mana Anda berada dengan kondisi Anda, apa yang masih dapat Anda lakukan atau tidak dapat lakukan, termasuk kemungkinan yang ada atas apa yang belum Anda pikirkan. sebelumnya atau dicoba.

 

 

 

 

Sumber :

Cassata, C. (2020, February 4). What’s Your Coping Style? Here’s How to Find Out. Healthline. https://www.healthline.com/health-news/whats-your-coping-style

Denounce with righteous indignation and dislike men who are beguiled and demoralized by the charms pleasure moment so blinded desire that they cannot foresee the pain and trouble.
0

No products in the cart.