Deeptalk.co.id – Eating disorder atau gangguan makan merupakan salah satu gangguan mental yang ditandai dengan adanya perilaku makan yang tidak normal. Salah satu jenis gangguan makan yang cukup sering kita dengar adalah anoreksia nervosa.
Anoreksia nervosa bisa dialami siapa saja, baik itu orang dewasa, maupun anak-anak. Jika kondisi anoreksia nervosa dialami anak-anak, maka proses tumbuh kembang anak akan terganggu. Seperti yang kita ketahui, masa kanak-kanak merupakan masa yang sangat krusial. Dimana pada masa tersebut seseorang akan melalui banyak sekali proses tumbuh kembang yang nantinya akan sangat berpengaruh pada masa depannya.
Lalu, seperti apa kondisi anoreksia nervosa pada anak? untuk menjawab pertanyaan tersebut, artikel ini akan secara khusus membahas mengenai gangguan anoreksia nervosa pada anak. Namun sebelum kita masuk pada topik pembahasan utamanya, perlu diketahui bahwa artikel ini dibuat sebagai bahan edukasi, dan tidak untuk dijadikan patokan self diagnosis. Jika kamu memiliki anak dengan beberapa kondisi seperti yang dipaparkan dalam artikel ini, maka segera lakukan konsultasi dan pemeriksaan lebih lanjut dengan para ahli. Dengan begitu anak akan mendapatkan diagnosa dan penanganan yang tepat.
Pengertian Anoreksia Nervosa
Anoreksia nervosa merupakan salah satu gangguan makan yang ditandai dengan adanya obsesi untuk memiliki tubuh yang kurus, rasa takut akan kenaikan berat badan, dan persepsi yang salah mengenai berat badan. Kondisi tersebut membuat seseorang melakukan segala cara untuk bisa menurunkan berat badannya, termasuk menolak untuk makan, memuntahkan makanan dengan sengaja, atau melakukan olahraga ekstrim.
Kondisi anoreksia nervosa memang sering kali digambarkan pada remaja dan orang dewasa yang notabenenya mulai memperhatikan penampilan. Meski demikian, tidak sedikit juga kasus anoreksia nervosa pada anak-anak dibawah usia 12 tahun.
Secara lebih spesifik, anoreksia nervosa dibagi kedalam dua tipe, yaitu:
Resticting type
Tipe anoreksia nervosa yang pertama adalah resticting type. Jenis anoreksia nervosa yang satu ini ditandai dengan perilaku sangat membatasi asupan makannya, terutama makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak tinggi.
Binging and purging type
Tiep anoreksia nervosa yang kedua adalah binging and purging type. Jenis anoreksia nervosa yang satu ini ditandai dengan perilaku makan berlebihan, lalu kemudian dengan sengaja memuntahkan kembali makanan tersebut.
Baca juga : Mengenal Gangguan Makan Pica Pada Anak
Penyebab Anoreksia Nervosa Pada Anak
Sayangnya hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab utama anak mengalami kondisi anoreksia nervosa. Meski demikian, banyak ahli yang sependapat bahwa kondisi tersebut bisa dipicu oleh beberapa faktor berikut:
Ekspektasi masyarakat mengenai berat badan
Setiap orang tentu memiliki standar penampilannya masing-masing. Tidak jarang standar tersebut dibentuk dari ekspektasi masyarakat. Mungkin kita pernah mendengar bahwa cantik itu kurus. Perkataan semacam inilah yang membuat beberapa anak tidak percaya diri jika mengalami peningkatan berat badan, sehingga beberapa anak justru mengalami anoreksia nervosa.
Kondisi keluarga
Beberapa anak yang terlahir dalam keluarga dengan masalah berat badan, kesehatan, dan gangguan mental juga bisa memicu kondisi anoreksia nervosa pada anak. Selain itu, lingkungan keluarga dengan tingginya angka stress, komunikasi yang minim, dan ekspektasi keluarga yang terlalu tinggi juga bisa memicu anoreksia nervosa pada anak.
Masalah kesehatan mental
Selain kondisi sosial dan keluarga, beberapa masalah kesehatan mental juga bisa memicu anoreksia nervosa pada anak. Misalnya pada anak dengan gangguan kecemasan, gangguan obsesif kompulsif,, atau gangguan mood.
Gejala Anoreksia Nervosa Pada Anak
Untuk dapat memastikan anak mengalami anoreksia nervosa atau tidak, tentu harus mendapatkan diagnosa langsung dari psikolog atau psikiater. Pasalnya, anoreksia nervosa merupakan salah satu gangguan mental yang tidak bisa didiagnosa secara mandiri. Hal ini penting untuk meminimalisir kemungkinan kesalahan diagnosa dan kesalahan penanganan pada penderita. Meski demikian, orang tua bisa melihat beberapa gejala anoreksia nervosa pada anak sebagai pertimbangan sebelum melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Untuk dapat melihat gejala anoreksia nervosa pada anak, orang tua bisa mengidentifikasi dari beberapa hal berikut:
Gejala perilaku
Anak dengan anoreksia nervosa akan menunjukan beberapa perilaku yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Misalnya, anak selalu menolak untuk makan, atau terburu-buru ke kamar mandi setelah makan. Biasanya, anak terburu-buru setelah makan untuk bisa memuntahkan kembali makanan tersebut di kamar mandi. Selain itu, anak juga menunjukan rasa takut dan khawatir akan kenaikan berat badan, walaupun postur tubuh anak sudah terlihat kurus.
Penampilan anak
Selain dari perilaku, orang tua juga bisa mengidentifikasi anoreksia nervosa pada anak dengan melihat penampilannya. Anak dengan anoreksia nervosa umumnya akan terlihat sangat kurus, tinggi badan yang kurang dari anak-anak seusianya, kulit sedikit menguning, sensitif terhadap dingin, mudah sakit, dan masih banyak lagi.
Itu dia penjelasan singkat mengenai kondisi anoreksia nervosa pada anak. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.
Baca juga : Mengenal Jenis-Jenis Gangguan Makan Pada Anak