Deeptalk.co.id – Istilah apatis tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Istilah tersebut sering kali dijadikan ejekan untuk orang-orang yang pasif dan tidak responsif terhadap lingkungannya. Meski hal tersebut tidak sepenuhnya salah, namun pada kenyataannya apitis lebih dari itu.

Untuk mengenal lebih jauh mengenai kondisi tersebut, artikel ini akan secara khusus membahas mengenai apatis dan seperti apa apatis itu secara lebih jelasnya. Namun sebelum kita masuk ke pembahasannya, perlu diketahui bahwa artikel ini dibuat sebagai bahan edukasi dan tidak untuk dijadikan rujukan dalam diagnosis gangguan mental.

Jika kamu atau orang sekitar mengalami masalah kesehatan mental, maka segera konsultasikan dengan psikolog atau psikiater. Sebisa mungkin hindari untuk melakukan self diagnosis. Hal ini sangat penting untuk mengantisipasi kesalahan diagnosis, kesalahan penanganan, dan kecemasan akibat keduanya.

Berikut penjelasan mengenai sikap apatis.

Pengertian Apatis

Pengertian Apatis (Freepik)

Apatis adalah sikap yang menunjukan ketidakpedulian terhadap lingkungan di sekitarnya. Pada dasarnya sikap ini adalah sikap yang wajar dialami oleh siapa saja. Bahkan hampir setiap orang pernah berada pada fase apatis nya masing-masing. Namun kembali lagi, fase tersebut tidak boleh berlarut-larut. Hal ini dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan mental penderitanya. Jika seperti itu, maka diperlukan penanganan yang lebih serius oleh para ahli seperti psikolog atau psikiater.

Dalam ilmu kedokteran sendiri, apatis diartikan sebagai kelumpuhan moral. Artinya, seseorang yang mengalami apatis tidak memiliki emosi atau ketertarikan terhadap hampir semua hal. Maka dari itu, tidak heran jika mereka dianggap tidak bermoral oleh lingkungannya.

Dalam ilmu psikologi, apatis diartikan sebagai sebuah kondisi dimana seseorang yang tidak menunjukan kepeduliannya terhadap rangsangan kehidupan, baik secara emosional, sosial, maupun fisik sekalipun. Dengan demikian seseorang yang bersikap apatis cenderung lebih pasif dan tidak responsif terhadap lingkungannya.

Baca juga : Kenali Penyebab Seseorang Menjadi Kleptomania

Ciri-Ciri Apatis

Ciri-Ciri Apatis (Freepik)

Untuk mengantisipasi sikap apatis yang berlarut-larut, kita perlu mengenali seperti apa ciri-ciri dari apatis itu sendiri. Hal ini penting untuk memberikan penanganan sedini mungkin. Untuk itu, berikut beberapa ciri-ciri sikap apatis yang perlu kita kenali:

Bersikap otoriter

Seseorang dengan sikap apatis cenderung memiliki kepribadian yang otoriter. Mereka merupakan sosok yang susah untuk diatur dan sulit untuk mendengarkan masukan orang lain. Mereka lebih suka bertindak sesuai dengan keinginan hatinya.

Mudah putus asa

Tidak bisa dipungkiri bahwa tidak semua hal berada dalam genggaman kita. Hal inilah yang akhirnya membuat seorang apatis mudah merasa putus asa. Terlebih lagi jika apa yang dijalankan tidak sesuai dengan ekspektasi mereka.

Merasa tidak berdaya

Ciri lain dari sikap apatis adalah munculnya perasaan tidak berdaya. Mereka merasa apa yang diperbuat tidak akan mendatangkan manfaat lebih untuk dirinya dan lingkungannya. Hal ini membuat mereka menarik diri dari lingkungannya.

Kesulitan membuka dialog

Dalam fase apatis, seseorang juga mengalami kesulitan untuk membuka dialog. Hal ini merupakan bentuk dari respon pasif dari dirinya. Kesulitan membuka dialog tersebut akan semakin parah jika mereka berada dilingkungan yang baru.

Tidak mengambil tindakan

Dalam kasus-kasus tertentu yang membutuhkan tindakan, seorang apatis justru tidak mampu untuk melakukannya. Sama dengan poin sebelumnya, hal ini merupakan bentuk dari respon pasif dari dirinya.

Kecerdasan emosi yang buruk

Seseorang dengan kondisi apatis juga memiliki kecerdasan emosi yang buruk. Mereka tidak mampu memberikan respon emosi sesuai dengan apa yang terjadi pada lingkungannya. Mereka cenderung berekspresi datar dan bagaikan tidak memiliki gairah untuk merespon setiap emosi yang ada.

Berpikiran negatif terhadap orang lain

Tidak hanya sekedar tidak memberikan respon yang sesuai dengan kondisi, seorang penderita apatis juga cenderung memiliki pikiran negatif terhadap orang lain. Artinya, mereka sering menaruh curiga yang berlebihan kepada orang lain, walau tanpa sebab yang jelas.

Kesulitan mempertahankan hubungan

Dalam menjalin hubungan dengan orang lain, seorang apatis juga cenderung sulit untuk mempertahankannya. Selain karena respon mereka yang cenderung pasif, tidak banyak juga orang yang bisa memahami apatis itu sendiri. Saat memiliki hubungan dengan penderita apatis, beberapa orang justru beranggapan bahwa pasangannya tidak memiliki perasaan yang sama dengan dirinya. Dalam kasus semacam ini dibutuhkan konseling pasangan untuk bisa kembali menetralkan hubungan yang tengah dihadapi.

Masalah fisik

Tidak hanya mempengaruhi kondisi mental dan perilaku sehari-hari, seorang penderita apatis juga menunjukan beberapa masalah fisik. Misalnya, mereka akan mudah merasa lelah dan penurunan sistem imun. Hal ini dikarenakan emosi negatif yang memicu timbulnya energi negatif dalam tubuh. Seperti yang diketahui bahwa kondisi mental mempengaruhi kondisi fisik, dan begitu juga sebaliknya.

Itu dia sedikit penjelasan mengenai sikap apatis. Jika kamu mengalami beberapa ciri-ciri di atas, maka kamu perlu mengontrol diri agar tidak berlarut-larut dalam kondisi tersebut. Namun, jika sudah memasuki masalah kesehatan mental, maka segera konsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat.

Baca juga : Tips Meningkatkan SQ (Kecerdasan Spiritual)

Denounce with righteous indignation and dislike men who are beguiled and demoralized by the charms pleasure moment so blinded desire that they cannot foresee the pain and trouble.
0

No products in the cart.