Deeptalk.co.id – Kleptomania adalah salah satu kondisi psikologis yang ditandai dengan adanya dorongan tak tertahankan, untuk mengambil barang milik orang lain tanpa izin. Walaupun sekilas tampak mirip dengan perilaku mencuri, namun pada dasarnya seorang pencuri belum tentu mengalami kondisi kleptomania. Lagi pula, seorang penderita kleptomania pada dasarnya tidak benar-benar membutuhkan barang mereka ambil. Selain itu, barang yang diambil juga umumnya tidak memiliki nilai jual yang tinggi. Dengan kata lain, seorang penderita kleptomania tidak mengambil keuntungan dari perilaku mengambil barang orang lain tersebut.
Perilaku menyimpang yang ditimbulkan oleh kondisi kleptomania ini tidak jarang membuat mereka terlibat dalam masalah sosial dan hukum. Mereka dianggap sebagai sosok yang mudah untuk mencuri. Walau pada dasarnya tindakan tersebut tidak untuk mendapatkan keuntungan. Tidak sedikit orang yang akhirnya menjaga jarak dengan penderita kleptomania.
Walaupun seorang penderita kleptomania memiliki dorongan untuk mengambil barang orang lain tanpa izin, namun mereka justru merasakan kecemasan setelahnya. Hal ini sering kali membuat mereka tidak nyaman. Bahkan menimbulkan rasa bersalah.
Pengidap kleptomania memang sering dianggap aneh. Bagaimana tidak, mereka mengambil barang, namun tidak mengambil keuntungan dari barang tersebut. Tindakan ini tentu berbeda dengan pencuri pada umumnya.
Lantas apa yang menyebabkan seseorang mengidap kleptomania? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, artikel ini akan secara khusus membahas mengenai penyebab seseorang mengalami kleptomania.
Namun sebelum kita masuk ke pembahasannya, perlu diketahui bahwa artikel ini dibuat sebagai bahan edukasi dan tidak untuk dijadikan patokan utama. Jika kamu membutuhkan informasi yang lebih jelas dan akurat, maka segera konsultasikan dengan ahlinya, yaitu psikolog atau psikiater.
Penyebab Kleptomania
Sayangnya, hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti seseorang mengalami kondisi kleptomania. Meski demikian, banyak ahli yang sependapat bahwa terjadi penurunan fungsi otak yang menyebabkan hal tersebut. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa hal yang dianggap dapat menyebabkan kondisi kleptomania:
Penurunan kadar serotonin
Dalam kondisi-kondisi tertentu, otak manusia akan memproduksi beberapa hormon. Salah satu hormon yang cukup sering menjadi pembahasan adalah hormon serotonin. Hormon serotonin adalah hormon yang berfungsi untuk mengendalikan suasana hati.
Dalam kasus kleptomania, penderita dianggap mengalami penurunan hormon serotonin. Hal ini membuat suasana hatinya terganggu, sehingga terdorong untuk mengambil barang orang lain. Mereka melakukan hal tersebut demi mendapatkan kesenangan. Meskipun setelahnya mereka akan kembali menyesali perbuatan tersebut.
Masalah pada proses pelepasan dopamin
Selain hormon serotonin, hormon dopamin merupakan salah satu hormon penting untuk mengendalikan suasana hati seseorang. Pelepasan hormon dopamin di dalam tubuh akan menimbulkan perasaan senang dan bahagia. Sayangnya, penderita kleptomania justru mengalami masalah dalam proses tersebut. Hal tersebutlah yang membuat mereka menimbulkan hasrat untuk mengambil barang yang bukan miliknya.
Baca juga : Tips Meningkatkan SQ (Kecerdasan Spiritual)
Faktor Resiko Kleptomania
Selain beberapa kondisi pada otak seperti yang telah dijelaskan di atas, kleptomania juga bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebutlah yang membuat resiko kleptomania menjadi lebih besar. Berikut beberapa faktor resiko kleptomania:
Masalah kesehatan mental
Beberapa masalah kesehatan mental juga dapat membuat seseorang mengalami kleptomania. Adapun masalah kesehatan mental yang dimaksud adalah gangguan kecemasan, depresi, gangguan kepribadian, dan masih banyak lagi.
Genetik
Walaupun tidak semua orang dengan riwayat keluarga kleptomania juga mengalami kleptomania, namun kondisi semacam ini bisa menjadi salah satu faktor pemicu. Artinya, seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan kleptomania, kecanduan alkohol, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, dan sejenisnya, akan berisiko lebih besar mengalami kondisi kleptomania.
Trauma masa kecil
Seseorang yang pernah mengalami kejadian traumatis, terutama di masa kecil, akan berisiko lebih besar mengalami kondisi kleptomania. Kejadian traumatis yang dimaksud bisa berupa korban kekerasan dalam rumah tangga, diabaikan oleh orang terdekat, hidup dalam garis kemiskinan, dan lain sebagainya.
Pola asuh orang tua
Pola asuh orang tua juga sedikit banyak mempengaruhi kondisi mental anak. Bahkan beberapa kondisi baru bisa diketahui saat anak memasuki usia dewasa. Dengan demikian, penanganan yang dibutuhkan juga cenderung lebih serius. Dalam kasus kleptomania, pola asuh yang biasa didapatkan bisa berupa pola asuh orang tua yang cenderung kasar, atau lalai terhadap perkembangan anaknya.
Riwayat gangguan otak
Kondisi kesehatan fisik juga bisa memperbesar kemungkinan kleptomania. Dalam hal ini, seseorang yang pernah mengalami gangguan otak seperti epilepsi, akan beresiko mengalami kleptomania. Meski demikian, ini hanya menjadi salah satu faktor pemicu. Artinya, tidak semua orang dengan riwayat epilepsi akan mengalami kleptomania.
Itu dia sedikit penjelasan mengenai penyebab kleptomania. Dapat disimpulkan bahwa penyebab pasti dari kleptomania belum dapat diketahui hingga saat ini. Meski demikian, kondisi tersebut diperkirakan memiliki hubungan dengan masalah fungsi otak. Tepatnya pada produksi hormon dopamin dan serotonin. Selain itu, beberapa faktor pemicu lainnya juga bisa memperbesar resiko kleptomania. Misalnya masalah kesehatan mental, genetik, trauma masa kecil, pola asuh orang tua, dan riwayat gangguan otak.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat.
Baca juga : Tips Meningkatkan EQ