Deeptalk.co.id – Memiliki teman, keluarga, bahkan pasangan yang suka melakukan silent treatment rasanya memang sungguh menyiksa. Tidak hanya dibuat bingung dengan sikapnya yang diam, cara tersebut bahkan bisa memancing permasalahan baru. Maka dari itu dalam sebuah hubungan, komunikasi merupakan hal yang sangat penting. Termasuk mengkomunikasikan masalah yang tengah dihadapi.
Namun kembali lagi, setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda. Nampaknya juga akan sedikit mustahil untuk bisa mengubah orang lain, sesuai dengan harapan kita. Lantas, bagaimana jika kita memiliki teman, keluarga, atau pasangan yang memiliki kebiasaan silent treatment dalam menghadapi masalah?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, artikel ini akan secara khusus memberikan tips mengenai cara menghadapi pelaku silent treatment. Namun sebelum kita masuk ke pembahasan utama, perlu diketahui bahwa artikel ini dibuat sebagai bahan edukasi, dan tidak untuk dijadikan patokan utama. Jika kamu membutuhkan penjelasan lebih lanjut, maka segera konsultasikan dengan ahlinya, misalnya dengan psikolog maupun psikiater.
Berikut beberapa tips yang bisa kamu coba untuk menghadapi para pelaku silent treatment:
Utarakan Fakta yang Terjadi
Langkah awal yang bisa kamu coba sebagai korban silent treatment adalah utarakan fakta yang terjadi. Misalnya dengan mengkomunikasikan permasalahan yang ada, sampai sikap mereka yang tidak kooperatif dalam penyelesaian masalah.
Terkadang pelaku silent treatment ini bukan tidak memiliki argumen, hanya saja mereka ingin tahu seberapa paham kamu dengan permasalahan yang tengah kalian hadapi.
Selain itu, mengutarakan apa yang sebenarnya terjadi juga akan membantu pelaku untuk menyadari sikap buruknya. Dengan demikian, mereka tidak hanya memberi makan egonya. Melainkan juga bisa memahami dari sisi korbannya.
Baca juga : Silent Treatment : Sikap Diam Saat Menghadapi Masalah
Tunjukkan Empati Terhadap Pelaku
Para pelaku silent treatment memang cukup menjengkelkan. Bahkan mereka seakan tidak memiliki empati terhadap korbannya. Hal ini dapat dilihat dengan betapa dinginnya sikap yang mereka tunjukan. Meski demikian, uniknya mereka perlu dihadapi dengan empati.
Pada dasarnya pelaku silent treatment ingin dipahami maksud dan inginnya. Walaupun tanpa mereka utarakan maksud dan keinginan tersebut. Untuk itu, coba pahami dengan apa yang sedang mereka hadapi. Bisa jadi perilakunya dipicu oleh kondisi-kondisi yang diluar ekspektasi kita. Misalnya mereka sedang dalam stress berat, depresi, atau masalah kesehatan mental lainnya.
Pendekatan yang Lembut
Selain menunjukan empati yang kamu miliki, memperlakukan pelaku silent treatment juga perlu dengan kelembutan. Sebaliknya, sikap kasar dan memaksa justru akan membuat mereka semakin terdiam. Hasilnya kamu akan semakin kebingungan.
Jika kamu melakukan kesalahan, cobalah untuk meminta maaf dengan lembut. Jangan langsung marah karena sikap tidak kooperatif mereka. Namun ada kalanya mereka tetap memilih untuk diam. Jika seperti itu, coba berikan sedikit space untuk mereka. Namun tidak dengan seketika tidak mempedulikannya juga. Memang agak sedikit membingungkan. Namun memang sudah seperti itu adanya.
Tawarkan Beberapa Solusi dan Minta Pendapatnya
Silent treatment memang akan merepotkan korban dalam penyelesaian masalah. Namun bukan berarti masalah tersebut tidak perlu diselesaikan. Untuk itu, sampaikan beberapa solusi yang tepat menurut mu. Lalu, biarkan mereka memahami dan memilih solusi yang paling benar menurutnya. Jika tetap tidak ada, maka mintalah dengan lembut untuk menyampaikan pendapatnya.
Dengan kamu memberikan beberapa solusi, maka secara tidak langsung akan menunjukan keinginanmu dalam penyelesaian masalah. Pada dasarnya pelaku silent treatment bukan tidak ingin masalah itu selesai, namun beberapa dari mereka ingin melihat upaya dari korbannya.
Hindari Tanggapan yang Memperburuk Suasana
Selain perlu memperhatikan apa yang bisa kamu lakukan dalam menghadapi pelaku silent treatment, kamu juga harus paham mengenai apa yang tidak boleh kamu lakukan. Hal ini penting untuk membantu kamu terhindari dari permasalahan yang lebih rumit lagi.
Untuk itu, ada baiknya kamu menghindari respon-respon yang bisa memperburuk suasana. Misalnya dengan memojokan pelaku, bertindak kasar dan memaksa, balik mendiamkan pelaku, dan lain sebagainya. Alih-alih menyelesaikan masalah, respon semacam itu justru mampu memperumit kondisi antara korban dan pelaku.
Maka dari itu, perlu banyak sekali pertimbangan sebelum akhirnya memilih apa yang boleh dan tidak boleh untuk dicoba.
Itu dia beberapa tips yang bisa kamu coba untuk menghadapi para pelaku silent treatment. Namun perlu diketahui bahwa tips di atas tidak untuk dijadikan patokan utama. Jika kamu menginginkan lawan bicaramu tidak melakukan silent treatment lagi, maka tidak ada salahnya untuk meminta mereka berkonsultasi dengan para ahli. Misalnya kepada psikolog atau psikiater. Terutama jika kasus yang dihadapi sudah mengarah kepada masalah kesehatan mental.
Dari konsultasi bersama para ahli itulah akan diketahui akar permasalahan yang menyebabkan perilaku tidak menyenangkan tersebut. Dengan begitu, penanganan yang dilakukan akan sesuai dengan kebutuhan pelaku silent treatment tersebut.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat, serta menjadi pengetahuan lebih bagi orang-orang yang membutuhkannya.
Baca juga : Waspada Dampak Dari Trust Issue dan Kenali Cara Mengatasinya!