Deeptalk.co.id – Banyaknya tuntutan pekerjaan dan ketatnya persaingan di dunia kerja bisa membuat seseorang tertekan hingga mengalami kelelahan mental atau burnout. Tidak hanya fisik yang merasa lelah, namun mental seseorang juga bisa mengalami kelelahan.
Merasa jenuh dengan pekerjaan merupakan hal yang wajar, namun pada kondisi burnout, seseorang akan menjadi lebih malas untuk melakukan sesuatu. Hal ini tentunya dapat mengganggu aktivitas dan produktivitas sehari-hari. Bahkan dalam jangka waktu panjang, burnout bisa memberikan dampak bagi kesehatan mental dan fisik.
Pengertian Burnout
Istilah “burnout” pertama kali dicetuskan oleh seorang psikolog Amerika, Herbert Freudenberger pada tahun 1970-an. Oleh dirinya, burnout digunakan untuk menggambarkan konsekuensi dari stres berat dan ideal tinggi dalam profesi penolong atau yang kerap membantu orang banyak, seperti dokter atau perawat. Mereka yang memiliki pekerjaan tersebut selalu mengorbankan dirinya untuk orang lain hingga berakhir dengan burnout – merasa lelah, lesu dan tidak mampu untuk mengatasinya.
Sedangkan WHO mendefinisikan burnout suatu sindrom yang dikonseptualisasikan sebagai akibat dari stres konis di tempat kerja yang belum berhasil dikelola. Hal ini dicirikan oleh tiga dimensi, diantaranya yaitu perasaan kehabisan energi atau kelelahan, peningkatan jarak mental dari pekerjaan seseorang atau perasaan negatif (sinisme) terkait dengan pekerjaan seseorang, dan berkurangnya kemanjuran profesionalitas.
Seseorang yang mengalami burnout akan selalu merasa lelah dan kekurangan energi, lalu kelelahan secara emosional yang mengarah pada depresi, perasaan tidak berdaya atau merasa terpenjara dengan pekerjaannya.
Untuk mengetahui apakah Anda mengalami burnout atau tidak, mulailah bertanya pada diri sendiri menggunakan daftar pertanyaan berikut ini :
- Apakah Anda menjadi sinis atau kritis di tempat kerja?
- Apakah Anda menyeret diri sendiri untuk bekerja dan mengalami kesulitan untuk memulai?
- Apakah Anda menjadi mudah tersinggung atau tidak sabar dengan rekan kerja, pelanggan, atau klien?
- Apakah Anda kekurangan energi untuk menjadi produktif secara konsisten?
- Apakah Anda merasa sulit untuk berkonsentrasi?
- Apakah Anda kurang puas dengan pencapaian Anda?
- Apakah Anda merasa kecewa dengan pekerjaan Anda?
- Apakah Anda menggunakan makanan, obat-obatan, atau alkohol untuk merasa lebih baik atau sekadar tidak merasa?
- Apakah kebiasaan tidur Anda berubah?
- Apakah Anda terganggu oleh sakit kepala yang tidak dapat dijelaskan, masalah perut atau usus, atau keluhan fisik lainnya?
Jika dari daftar pertanyaan diatas didominasi jawaban ya, besar kemungkinan Anda mengalami kelelahan secara mental atau burnout. Anda bisa mulai pertimbangkan untuk segera berkonsultasi dengan ahli atau dokter kesehatan mental karena gejala tersebut bisa mengarah pada kondisi kesehatan jiwa seperti depresi.
Baca juga : Apakah Ini Cara Kamu Menghadapi Stres? Kenali 4 Tipe Coping Mechanism Berikut Ini
Penyebab Burnout
Burnout tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa faktor kemungkinan yang dapat mengakibatkan terjadinya kondisi ini. Termasuk kelelahan kerja hingga kejenuhan yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya sebagai berikut :
Kurang Kontrol
Kondisi ini terjadi akibat ketidakmampuan seseorang untuk mempengaruhi keputusan yang berpengaruh pada pekerjaan, seperti jadwal, tugas atau beban kerja. Sehingga hal tersebut dapat menyebabkan burnout atau kelelahan dalam bekerja.
Tujuan Atau Harapan Bekerja yang Tidak Jelas
Jika tidak memiliki kejelasan mengenai tingkat otoritas kebutuhan yang dimiliki, atau apapun yang diharapkan oleh atasan dan mungkin orang lain, kemungkinan besar akan membuat seorang individu tidak nyaman ketika berada di lingkungan kerja. Perasaan tidak nyaman ini lambat laun akan berkembang dan menyebabkan lelah atau jenuh dengan pekerjaan.
Dinamika Tempat Kerja Disfungsional
Bisa jadi di tempat kerja terdapat orang-orang yang sangat mengganggu dan sulit diajak bekerja sama, atau mungkin merasa diremehkan oleh rekan kerja atau atasan ketika Anda sedang mengatur pekerjaan. Mendapatkan perilaku seperti tadi justru bisa membuat diri kita merasa stres ketika bekerja.
Aktivitas Berlebihan
Saat pekerjaan yang dilakukan hanya itu-itu saja atau monoton dan malah terasa kacau, seseorang perlu energi konstan agar tetap fokus menyelesaikan pekerjaan, yang jika terlalu diforsir akan menyebabkan burnout.
Kurangnya Dukungan Sosial
Jarang berinteraksi dengan orang lain dan cenderung terisolasi dengan sekitar tempat kerja malah akan membuat pikiran menjadi stres.
Ketidakseimbangan Kehidupan Kerja
Jika suatu pekerjaan menghabiskan waktu dan tenaga yang begitu banyak, tentunya akan mengurangi kesempatan untuk beristirahat atau menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman. Sehingga pada akhirnya Anda akan mudah cepat merasa lelah.
Itu dia penyebab terjadinya burnout disela-sela pekerjaan Anda. Walaupun penyebab terjadinya burnout banyak ditemui di lingkungan kerja, namun tidak menutup kemungkinan ada faktor lain di luar itu. Sehingga, perlu Anda waspadai penyebab dari burnout sejak dini demi meminimalisir efeknya terhadap kesehatan.
Sumber :
https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/adult-health/in-depth/burnout/art-20046642
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279286/
https://www.who.int/news/item/28-05-2019-burn-out-an-occupational-phenomenon-international-classification-of-diseases#:~:text=“Burn-out-is a syndrome,related to one’s job%3B and