Deeptalk.co.id – Kamu tentu sudah tidak asing lagi dengan gangguan suasana hati atau yang dikenal juga dengan istilah mood disorder. Gangguan yang satu ini masuk dalam kategori gangguan mental yang mempengaruhi emosi seseorang.

Berbeda dengan suasana hati atau emosi yang dirasakan oleh orang-orang pada umumnya, penderita gangguan suasana hati cenderung merasakan emosi yang ekstrim. Misalnya, penderita akan merasakan bahagia yang berlebihan, sedih yang berlebihan, atau perubahan kedua suasana hati tersebut secara bergantian. Suasana hati semacam ini akan berlangsung dalam kurung waktu yang cukup lama.

Sebelumnya kamu tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah mood swing. Mood swing merupakan perubahan suasana hati yang terjadi dengan cepat dan cukup intens. Mood swing sendiri sebenarnya bukan bagian dari gangguan suasana hati.

Mood swing merupakan hal yang normal dan bisa dirasakan oleh siapa saja. Sayangnya jika mood swing berlangsung cukup lama dan mengganggu aktivitas, tentu perlu mendapatkan penanganan lebih lanjut. Terlebih lagi mood swing bisa menjadi salah satu simptom atau gejala dari berbagai gangguan suasana hati.

Kembali lagi dengan gangguan suasana hati. Penderita gangguan suasana hati cenderung memiliki suasana hati yang tidak sesuai dengan keadaan mereka. Mereka juga akan kesulitan untuk mengontrol apa yang mereka rasakan. Hal tersebut seringkali mengganggu kegiatan sehari-hari.

Dalam beberapa kasus berat mengenai gangguan suasana hati, penderita bahkan menyakiti diri sendiri dan berpikiran untuk mengakhiri kehidupan. Gangguan suasana hati juga dapat mengakibatkan beberapa gangguan fisik seperti penyakit jantung, diabetes, dan lain sebagainya.

Gangguan suasana hati sendiri terbagi ke dalam beberapa jenis gangguan mental lainnya, yaitu:

Gangguan Depresi Mayor

Gangguan Depresi Mayor (Cr. Halodoc)

Depresi merupakan kondisi dimana seseorang merasa kesedihan yang cukup mendalam yang mengakibatkan penderitanya kehilangan minat kepada hal-hal yang dulunya sangat diminati. Gangguan depresi mayor merupakan kondisi depresi yang sudah cukup berat yang dapat mengganggu emosi, pikiran, perilaku, dan fisik. Penderita gangguan depresi mayor sering kali mengalami kendala dalam menjalani kehidupan sehari-hari mereka.

Penderita gangguan depresi mayor mungkin akan menunjukkan gejala yang berbeda-beda. Meski demikian, beberapa dari mereka bisa jadi menunjukkan gejala berupa adanya perasaan sedih yang mendalam, kehilangan minat terhadap aktivitas mereka, mudah marah dan frustasi, mengalami gangguan tidur, sulit untuk berkonsentrasi, dan berkeinginan untuk bunuh diri.

Gangguan depresi mayor tidak sesederhana merasa sedih. Gangguan ini dapat memberi berbagai dampak negatif bagi penderitanya. Misalnya, penderita gangguan suasana hati berisiko mengalami obesitas, penyakit jantung, diabetes, mengkonsumsi obat-obatan terlarang, mengkonsumsi alkohol berlebihan, perubahan kognitif, dan menyakiti diri sendiri.

Baca juga : Anxiety Disorder : Mengenal Gangguan Obsesi Kompulsif (OCD)

Distimia

Gangguan yang satu ini juga disebut dengan gangguan depresi persisten. Distimia sendiri sebenarnya tidak jauh berbeda dengan gangguan depresi mayor. Penderita distimia umumnya menunjukkan gejala yang lebih ringan dari gangguan depresi mayor. Meski demikian, penderita distimia bisa mengalami gejala tersebut dalam jangka waktu yang lebih lama dan secara signifikan dalam mengganggu kehidupan seperti sekolah, pekerjaan, ataupun interaksi sosial lainnya.

Gejala yang ditunjukkan oleh penderita distimia umumnya akan berbeda-beda. Karena itu pula diagnosis dari para ahli sangat dibutuhkan untuk menentukan penanganan yang tepat. Adapun gejala yang umum ditunjukkan bisa berupa kehilangan minat terhadap aktivitas sehari-hari, putus asa, mudah lelah, memiliki rasa percaya diri yang rendah, menghindari kegiatan sosial, dan masih banyak lagi.

Bipolar

Bipolar (Cr. SiapDok)

Berbeda dengan gangguan depresi dan distimia yang mengalami gangguan pada fase depresi saja, penderita bipolar mengalami gangguan perubahan suasana hati yang sangat ekstrim dari fase depresi ke fase mania, atau kebalikanya.

Fase depresi ditandai dengan perasaan sedih mendalam yang membuat penderitanya kehilangan minat terhadap aktivitas sehari-harinya. Sedangkan fase mania ditandai dengan perasaan senang diluar batas wajar, yang membuat penderita cenderung bersikap impulsif dan memiliki energi yang seakan tidak ada habisnya.

Cukup banyak masyarakat yang menyamakan antara mood swing dengan bipolar. Walau keduanya memiliki gejala yang hampir sama, namun kondisi perubahan hati pada mood swing tidak seekstrim pada penderita gangguan bipolar. Untuk itu, tetap perlu mendapatkan diagnosis dari psikolog atau psikiater.

Siklotimik

Gangguan suasana hati berikutnya adalah siklotimik. Gangguan siklotimik ini sering kali dianggap sebagai bipolar ringan. Pasalnya, gejala yang ditunjukkan hampir sama namun dalam tingkat keparahan yang lebih rendah.

Siklotimik merupakan gangguan perubahan suasana hati dari perasaan senang ke sedih, atau sebaliknya, dengan gejala yang lebih ringan dibandingkan dengan bipolar. Gangguan ini sering dialami oleh remaja dan dewasa, pria dan juga wanita.

Kondisi ini sangat sulit untuk terdeteksi karena gejala yang ditimbulkan cukup ringan. Beberapa orang bahkan tidak menyadari adanya kondisi tersebut. Bisa jadi kesedihan yang dialami tampak biasa saja, dan diikuti dengan fase hipomania. Fase hipomania merupakan versi ringan dari fase mania. Meski demikian, siklotimik yang tidak mendapatkan penangan bisa berkembang menjadi gangguan bipolar tipe 1 dan 2.

Baca juga : Kenali Jenis-Jenis Gangguan Stress Pasca Trauma

Denounce with righteous indignation and dislike men who are beguiled and demoralized by the charms pleasure moment so blinded desire that they cannot foresee the pain and trouble.
0

No products in the cart.