Deeptalk.co.id – Anak memang akan menunjukkan berbagai macam jenis perilaku. Mulai dari perilaku yang menggemaskan, menyenangkan, hingga kepada perilaku-perilaku menyimpang. Selain itu, anak akan mencoba banyak hal baru. Hal ini didasari oleh rasa penasaran dan meningkatnya fungsi otak pada anak.

Meski demikian, terdapat perilaku yang tidak boleh dibiarkan begitu saja. Misalnya pada perilaku menyimpang yang berlangsug terus menerus. Pasalnya, perilaku menyimpang seperti mudah marah, impulsif, sering membantah, hingga bersikap agresif bisa menjadi pertanda anak mengalami gangguan perilaku.

Gangguan perilaku pada anak ini dapat merugikan orang lain dan anak itu sendiri. Untuk mewaspadai hal ini, orang tua perlu tahu apa saja yang masuk kategori gangguan perilaku pada anak dan bagaimana gejala dari gangguan tersebut.

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (Cr. Merdeka)

Gangguan perilaku pada anak yang cukup sering dikenal di masyarakat adalah attention deficit hyperactivity disorder atau yang biasa dikenal dengan singkatan ADHD. ADHD sendiri merupakan gangguan pada fungsi otak dan saraf yang akhirnya mempengaruhi motorik (pergerakan) penderitanya. Hal tersebut akhirnya membuat penderita ADHD cenderung mengalami kesulitan untuk fokus terhadap suatu hal, impulsif, dan hiperaktif.

Hingga saat ini, gangguan ADHD belum diketahui secara pasti penyebabnya. Meski demikian beberapa faktor seperti genetik, cedera otak, kelahiran prematur, berat badan bayi, paparan zat kimia, ibu hamil yang merokok dan mengkonsumsi alkohol, serta kurangnya perhatian orang tua dapat meningkatkan resiko anak mengalami ADHD.

Secara umum, gejala ADHD merupakan perilaku-perilaku impulsif, hiperaktif, dan kesulitan untuk fokus. Jika diperhatikan secara detail, anak dengan ADHD sering terlihat asik dengan dunianya sendiri, suka menginterupsi atau memotong pembicaraan orang lain, kesulitan mengatur emosi, sering terlihat gelisa, mengalami kesulitan untuk menyelesaikan tugas, kurang fokus, sering melakukan kesalahan, melamun, kesulitan untuk mengatur sesuatu, dan juga cenderung pelupa.

Autism Spectrum Disorder (ASD)

Autism Spectrum Disorder (Cr. Okzone)

Gangguan perilaku selanjutnya adalah autism spectrum disorder (ASD) atau yang biasa dikenal dengan gangguan autisme. Gangguan autisme sendiri merupakan gangguan pada fungsi otak dan saraf yang mempengaruhi perkembangan komunikasi, interaksi, dan perilaku. Anak dengan gangguan autisme biasa disebut dengan istilah anak autis.

Sama dengan gangguan perilaku sebelumnya, autism spectrum disorder juga belum diketahui penyebab pastinya hingga saat ini. Namun, dipercaya bahwa anak laki-laki akan berpotensi lebih besar mengalami autisme dibanding anak perempuan. Meski demikian, autisme pada anak perempuan akan memiliki gejala yang lebih parah dibandingkan dengan anak laki-laki. Selain itu, faktor genetik, gangguan selama ibu mengandung, dan kelahiran prematur juga dapat meningkatkan resiko anak mengalami gangguan autisme.

Gejala yang ditunjukkan oleh anak autis terbagi ke dalam dua golongan. Pada golongan pertama anak akan menunjukkan gejala berupa kesulitan dalam interaksi sosial dan berkomunikasi. Sedangkan pada gejala kedua, anak akan menunjukkan gejala berupa adanya gangguan yang meliputi pola pikir, minat, dan perilaku berulang yang kaku.

Baca juga : Tidak Sekedar Nakal. Kenali Gangguan Perilaku Pada Anak

Oppositional Defiant Disorder (ODD)

Oppositional Defiant Disorder (Cr. theAsianparent)

Gangguan perilaku pada anak yang ketiga adalah oppositional defiant disorder (ODD) atau yang dikenal juga dengan istilah gangguan menantang. ODD sendiri merupakan kondisi dimana anak akan menunjukkan perilaku manantang, membantah, dan menunjukkan kemarahan kepada orang-orang atau aturan yang berlaku.

Faktor genetik, seperti anak dengan orang tua atau riwayat keluarga yang memiliki gangguan mental akan meningkatkan kemungkinan anak mengalami ODD. Selain itu, adanya ketidak seimbangan kimia dalam otak, dan faktor lingkungan seperti menjadi korban kekerasan, kemiskinan, penolakan, dan lain-lain, juga dapat meningkatkan resiko anak mengalami ODD.

Adapun gejala yang ditunjukkan oleh anak dengan ODD bisa berupa perasaan yang mudah tersinggung, mudah kehilangan kesabaran, sensitif, mudah marah, cenderung menantang, suka berdebat, pendendam, dan menunjukkan perilaku dengki.

Conduct Disorder (CD)

Conduct Disorder (Cr. Mamapapa)

Berikutnya yang masuk dalam kategori gangguan perilaku pada anak adalah conduct disorder (CD). Gangguan perilaku yang satu ini memang cukup jarang untuk didengarkan. Pasalnya, kondisi anak dengan conduct disorder biasa dikenal dengan label “anak nakal”. Conduct disorder sendiri merupakan kondisi dimana anak cenderung melakukan pola perilaku yang berulang, namun perilaku tersebut cenderung bertolak belakang dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat atau anak-anak se-usianya.

Adapun ciri-ciri anak dengan conduct disorder bisa berupa agresi terhadap hewan dan manusia. Misalnya, sering memulai perkelahian atau menyiksa hewan. Selain itu, anak juga cenderung merusak properti, melakukan pencurian dan penipuan, hingga melakukan pelanggaran serius seperti kabur dari rumah atau bolos sekolah.

Selain keempat gangguan perilaku di atas, masih banyak lagi jenis-jenis gangguan perilaku lainnya. Namun, keempat gangguan perilaku ini merupakan gangguan perilaku yang paling sering ditemukan pada anak.

Jika orang tua atau orang dewasa melihat gejala-gejala dari gangguan perilaku di atas pada anak, sebaiknya segera konsultasikan kondisi tersebut kepada psikolog atau psikiater. Orang tua juga bisa membawa anak ke klinik tumbuh kembang untuk mendapatkan penanganan sesegera mungkin.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat.

Baca juga : Mengenal Ciri-Ciri Anak ADHD Sejak Dini

Denounce with righteous indignation and dislike men who are beguiled and demoralized by the charms pleasure moment so blinded desire that they cannot foresee the pain and trouble.
0

No products in the cart.