Deeptalk.co.id – Trauma yang dibiarkan begitu saja bisa memicu berbagai masalah kesehatan mental, mulai dari depresi, kecemasan berlebih, hingga gangguan stress pasca trauma. Untuk itu, penting bagi orang-orang yang mengalami kejadian traumatis mendapatkan penanganan secara profesional.
Trauma psikologis merupakan kondisi dimana seseorang mengalami tekanan emosional akibat melalui kejadian traumatis. Kejadian traumatis dalam hal ini cukup beragam, mulai dari menjadi korban bencana alam, korban kekerasan fisik maupun mental, korban pelecehan seksual, dan masih banyak lagi. Apapun jenis kejadian traumatisnya, setiap orang tentu memiliki respon yang berbeda-beda dalam menanggapinya.
Beberapa orang mungkin memiliki manajemen emosi yang baik. Hal tersebut membuatnya bisa lebih baik dalam merespon trauma yang dialaminya. Namun tentu banyak situasi yang membuat seseorang tidak bisa merespon trauma dengan baik.
Artikel kali ini akan secara khusus membahas mengenai jenis-jenis respon seseorang dalam menanggapi trauma. Namun sebelum kita masuk pada topik pembahasan utamanya, perlu diketahui bahwa artikel ini dibuat sebagai bahan edukasi, dan tidak untuk dijadikan patokan self diagnosis. Jika kamu atau orang sekitarmu mengalami beberapa kondisi seperti yang dipaparkan dalam artikel ini, jangan ragu untuk melakukan konsultasi dan pemeriksaan lebih lanjut dengan psikolog atau psikiater. Dengan begitu kamu bisa mendapatkan diagnosa dan penanganan yang tepat.
Saat seseorang merasa terancam, tanpa disadari alam bawah sadar akan memberikan sinyal untuk secara otomatis melindungi diri dari kejadian tersebut. Hal inilah yang sering kali membuat orang-orang merespon traumanya dengan cara yang tidak seperti dirinya.
Banyak orang yang bahkan tidak sadar bahwa apa yang dilakukan korban trauma itu merupakan bentuk responnya terhadap kejadian trauma. Respon trauma sendiri secara garis besar terbagi atas 4 jenis. Berikut 4 jenis respon seseorang terhadap trauma:
Fight
Respon trauma pertama adalah fight atau yang dalam bahasa Indonesia berarti perlawanan. Seperti namanya, seseorang yang merespon trauma dengan fight akan melakukan bentuk perlawanan terhadap objek atau kondisi yang membuat mereka trauma.
Orang dengan respon trauma fight umumnya memiliki emosi sulit untuk dikendalikan. Bentuk perlawanan dalam hal ini juga cukup beragam, mulai dari berteriak, memukul, meminta pertolongan, mencari kasih sayang, dan masih banyak lagi.
Respon trauma fight ini dilakukan oleh individu sebagai bentuk upaya melindungi diri dari hal-hal yang membuat mereka kembali mengingat kejadian traumatis yang tidak mereka harapkan. Maka tidak heran jika mereka melakukan berbagai upaya, termasuk perkelahian secara fisik maupun verbal untuk melindungi dirinya.
Baca juga: Housewife Syndrome: Tekanan Mental Pada Ibu Rumah Tangga
Flight
Respon trauma kedua adalah flight atau yang dalam bahasa Indonesia berarti lari atau kabur. Respon kedua ini merupakan bentuk kebalikan dari respon pertama. Orang-orang dengan respon trauma flight cenderung melarikan diri dari hal-hal yang membuat mereka trauma sebagai bentuk perlindungan dirinya.
Orang dengan respon trauma flight umumnya mudah merasa panik, gelisah, dan sulit merasa tenang. Perasaan-perasaan semacam itulah yang membuat mereka seakan tidak ingin berhadapan dengan objek atau situasi yang membuatnya trauma.
Contoh perilaku orang dengan respon trauma flight adalah fobia spesifik yaitu ketakutan berlebih terhadap sesuatu, social anxiety yaitu tidak nyaman dan berusaha menghindari situasi tertentu, atau mengalami serangan panik.
Freeze
Respon trauma ketiga adalah freeze atau yang dalam bahasa Indonesia berarti membeku. Respon ketiga ini merupakan kondisi dimana seseorang merespon trauma dengan terdiam mematung. Orang dengan respon trauma freeze seakan tidak bisa mengendalikan diri mereka, baik untuk melawan maupun untuk menghindari objek atau situasi yang membuatnya trauma.
Orang dengan respon trauma freeze umumnya adalah orang-orang yang mengalami tingkat kecemasan dan trauma yang tinggi. Misalnya pada korban pelecehan seksual atau korban kekerasan.
Contoh perilaku orang dengan respon trauma freeze adalah withdraw atau menarik diri dari lingkungan, overthinking atau berpikir secara berlebihan, bisa juga berupa stagnasi atau kehilangan motivasi untuk melakukan segala sesuatu.
Fawn
Respon trauma keempat adalah fawn. Respon trauma yang satu ini bisa dikatakan cukup unik. Bagaimana tidak, orang dengan respon trauma fawn umumnya akan patuh terhadap sumber ancaman sebagai bentuk perlindungan dirinya terhadap ancaman tersebut.
Orang dengan respon trauma fawn cenderung sulit untuk mengatakan tidak. Mereka akan menuruti segala perintah yang diberikan. Respon trauma yang satu ini dilakukan untuk meredakan ancaman yang bisa memicu trauma.
Contoh perilaku orang dengan respon trauma fawn adalah people pleaser yaitu selalu berupaya menyenangkan orang lain, menjalin hubungan dengan orang-orang toxic, hingga smiling depression atau upaya untuk terlihat baik-baik saja.
Itu dia penjelasan mengenai 4 respon seseorang terhadap trauma. Perlu diketahui bahwa kejadian traumatis sedikit banyak berimbas terhadap berbagai masalah kesehatan mental. Maka dari itu, jangan ragu untuk mendapatkan pertolongan profesional untuk menghindari kondisi-kondisi yang tidak diinginkan.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat.
Baca juga: Kapan Pasangan Membutuhkan Konseling Pernikahan?
MEMBUTUHKAN KONSULTAN KESEHATAN MENTAL UNTUK INDIVIDU ATAU PERUSAHAAN? KAMI PUNYA SOLUSI MENYELURUH MASALAH MENTAL HEALTH.
HUBUNGI KAMI MELALUI KONTAK DIBAWAH INI:
DeepTalk by Logos Indonesia: Biro Psikologi & Konsultan HRD
Layanan:
1. Rekrutmen & Asemen Karyawan
2. Konsultansi MSDM
3. Training & Development by @logosinstituteofficial
4. Outbound
5. Konseling Online Berbasis Android & iOS by @deeptalkindonesia
6. Klinik Konsultasi Psikologi & Tumbuh Kembang Anak by @deepgrowindonesia
7. Layanan Psikologi Pendidikan by EduQuotient
.
Hubungi kami (Bisa Langsung Klink Nomor Dibawah Ini):
Rekrutmen, Asemen & Konsultansi MSDM: 0811-1744-456
Training & Outbound : 0811-1075-456
Klinik Psikologi, Konseling & Tumbuh Kembang Anak: 0811-1814-456
EduQuotient (Psi. Pendidikan): 0811-1157-456
Email : admin@logosconsulting.co.id
.
Follow Kami:
Logos Indonesia : @logosindonesiaofficial
Logos Institute : @logosinstituteofficial
DeepTalk Indonesia : @deeptalkindonesia
DeepGrow Indonesia : @deepgrowindonesia