Deeptalk.co.id – Trauma akibat perilaku gaslighting merupakan masalah yang sering diabaikan namun sangat berdampak buruk pada kesehatan mental seseorang. Gaslighting sendiri merupakan sebuah bentuk penipuan psikologis yang dilakukan seseorang terhadap orang lain dengan cara meragukan kebenaran atau kewarasan dari apa yang dikatakan atau dilakukan oleh korban. Sehingga, korban merasa kebingungan dan tidak percaya diri hingga memberikan luka trauma.

 

Gaslighting biasanya terjadi dalam hubungan interpersonal, seperti hubungan romantis, keluarga, atau hubungan kerja. Korban dari gaslighting sering merasa kebingungan dan terus-menerus meragukan diri sendiri. Mereka juga dapat mengalami gejala-gejala seperti depresi, kecemasan, dan trauma yang berkelanjutan.

 

Sayangnya, masih banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka menjadi korban dari gaslighting. Hal ini karena gaslighting sering dilakukan secara perlahan dan terus-menerus sehingga korban tidak menyadari bahwa mereka sedang menjadi korban dari perilaku ini.

 

 

 

Perilaku gaslighting bisa meninggalkan trauma (cr : Cleveland Clinic Health)

 

 

Bagaimana Gaslighting Bisa Meninggalkan Trauma?

 

Gaslighting biasanya dilakukan secara sistematis dan berulang-ulang dengan tujuan untuk mengendalikan dan memanipulasi korban. Tindakan gaslighting dapat mengakibatkan trauma pada korban yang berdampak pada kesehatan mental mereka. Berikut adalah beberapa cara bagaimana perilaku gaslighting bisa mengakibatkan trauma bagi korbannya.

 

1. Mengubah Persepsi dan Kebenaran

 

Tindakan gaslighting seringkali dimulai dengan mengubah persepsi dan kebenaran korban tentang suatu kejadian atau situasi. Korban kemudian mulai meragukan ingatannya dan keyakinannya sendiri sehingga mereka merasa tidak stabil secara emosional.

 

Mereka mungkin mulai merasa takut, cemas, dan mudah tersinggung, bahkan pada situasi yang sebelumnya tidak menyebabkan kecemasan atau ketakutan. Hal ini dapat memicu terjadinya trauma pada korban.

 

2. Merasa Tidak Dihargai

 

Tindakan gaslighting dapat membuat korban merasa tidak dihargai dan merasa tidak ada artinya. Korban mungkin merasa bahwa tindakan mereka tidak pernah benar dan selalu salah, sehingga mereka merasa tidak memiliki nilai dalam hubungan tersebut.

 

Selain itu, korban juga mungkin merasa tidak diakui atau dihargai oleh orang lain, bahkan jika mereka telah melakukan hal-hal yang berharga atau memberikan kontribusi yang positif. Hal ini dapat membuat korban merasa tidak aman dan tidak stabil secara emosional.

 

Baca juga : 10 Ciri Perilaku Gaslighting Yang Harus Diwaspadai

 

3. Mengalami Kekacauan Emosional

 

Tindakan gaslighting dapat memicu terjadinya kekacauan emosional pada korban. Korban mungkin merasa kehilangan kendali atas perasaan mereka sendiri dan merasa cemas, takut, atau depresi tanpa alasan yang jelas.

 

Hal ini dapat membuat korban merasa tidak nyaman dan tidak stabil secara emosional. Pada kasus yang lebih parah, tindakan gaslighting dapat memicu terjadinya gangguan kecemasan, gangguan mood, atau bahkan gangguan stres pascatrauma.

 

4. Merasa Terisolasi

 

Tindakan gaslighting dapat membuat korban merasa terisolasi dan tidak memiliki dukungan dari orang lain. Korban mungkin merasa tidak mampu untuk mempercayai orang lain atau meminta bantuan.

 

Mereka merasa bahwa orang lain tidak akan mempercayai mereka atau tidak akan memahami situasi yang mereka alami. Hal ini dapat memperparah perasaan kesepian dan mengisolasi korban secara sosial.

 

Pemulihan Trauma Akibat Gaslighting

 

Gaslighting dapat terjadi selama bertahun-tahun atau dekade sebelum seseorang menyadari apa yang sedang terjadi. Akibatnya, perilaku ini bisa meninggalkan luka trauma bagi korbannya.

 

Bagi para korban, mungkin akan kesulitan untuk menghilangkan ingatan akan perilaku gaslighting yang mereka terima. Hingga keadaan ini membuat mereka menjadi depresi. Sehingga langkah awal yang tepat adalah keinginan untuk sembuh dengan menemui ahli psikiater.

 

Pemulihan dari gaslighting pun juga membutuhkan waktu. Sehingga seseorang mungkin perlu mencoba beberapa pendekatan untuk membangun kembali perasaan dirinya.

 

Baca juga : Menyembuhkan Luka Trauma dengan Self Healing

 

Dikutip dari Medical News Today, berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda tekankan pada diri Anda untuk memulihkan diri dari perilaku gaslighting :

 

-Ingat mereka tidak bertanggung jawab atas perilaku kasar

– Hindari berdebat tentang apa yang benar dengan orang yang melakukan kekerasan

– Berlatih mendengarkan pikiran, perasaan, dan insting diri sendiri

 

Mungkin sulit untuk melakukan ini sejak awal. Beberapa orang mungkin mendapat manfaat dari mendapat dukungan dari terapis dengan pelatihan tentang pemulihan dan trauma pelecehan.

 

Selain itu, beberapa pasien yang menjadi korban dari gaslighting akan mendapatkan terapi. Salah satu contohnya dengan terapi perilaku kognitif (CBT) yang dilakukan dengan mengentikan pikiran negatif kemudian mengubahnya.

 

Menghadiri sesi kelompok untuk mendapatkan dukungan serta mendengarkan pengalaman yang serupa dari peserta lain juga bisa bermanfaat untuk pemulihan. Juga dengan membangun kembali hubungan dengan keluarga dan teman akan menjadi bagian dari pemulihan.

 

Langkah ini bisa jadi sulit jika orang yang melakukan kekerasan mengatakan kebohongan kepada orang lain untuk mendiskreditkan atau mengucilkan seseorang. Namun, mungkin membantu pemulihan untuk mendapatkan dukungan sosial.

 

 

 

 

 

Sumber :

Bridges to Recovery. (2020, October 11). I Was the Victim of Gaslighting: How Treatment Helped Me Heal After a Nervous Breakdown. https://www.bridgestorecovery.com/blog/i-was-the-victim-of-gaslighting-how-treatment-helped-me-heal-after-a-nervous-breakdown/

Crna, R. N. M. (2020, June 29). What are the long-term effects of gaslighting?https://www.medicalnewstoday.com/articles/long-term-effects-of-gaslighting

Denounce with righteous indignation and dislike men who are beguiled and demoralized by the charms pleasure moment so blinded desire that they cannot foresee the pain and trouble.
0

No products in the cart.