Deeptalk.co.id – Kemarahan adalah emosi yang alami dan penting dalam perkembangan anak. Namun, ketika tidak diatasi dengan benar, kemarahan dapat menjadi sumber stres dan masalah perilaku pada anak. Artikel ini akan membahas berbagai strategi yang dapat membantu orang tua dan pengasuh atau pendidik dalam mengatasi kemarahan pada anak.
Dengan memahami cara-cara yang efektif untuk merespons dan mengelola kemarahan anak, kita dapat membantu mereka belajar bagaimana mengatasi emosi mereka dengan lebih baik dan membangun keterampilan emosional yang sehat. Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat membantu anak-anak mengembangkan kemampuan untuk menghadapi konflik dan frustrasi dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Berikut adalah 7 strategi yang dapat Anda lakukan dalam mengatasi kemarahan pada anak:
1. Ajari Anak Tentang Perasaan
Anak lebih cenderung mengalami emosi kemarahan ketika mereka tidak memahami perasaannya atau tidak mampu mengungkapkannya secara verbal. Mereka yang tidak bisa berkata bahwa sedang marah kemungkinan menunjukkannya dengan bentuk perilaku menyerang. Atau mungkin ketika anak sedang sedih dan bingung untuk mengatakannya, bisa saja mereka kemudian berperilaku buruk untuk mendapatkan perhatian.
Segala perilaku tersebut akan teratasi apabila Anda dapat membantu anak untuk belajar mengidentifikasi dan memberi label pada perasaan. Anda bisa memulainya dengan mengajarkan kata-kata perasaan yang mendasar seperti sedih, senang, takut atau gila. Labeli perasaan anak dengan mengatakan apa yang sedang mereka rasakan, “sepertinya kamu sedang marah sekali saat ini.”
Seiring waktu, mereka akan belajar memberi label pada emosi mereka sendiri. Ketika mereka sudah dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang emosinya juga bagaimana cara mendiskripsikannya, kemudian ajari mereka kata-kata perasaan yang lebih rumit seperti frustasi, kecewa, khawatir, kesepian, dan lain-lain.
Baca juga : Regulasi Emosi Pada Anak : Pentingnya Pengajaran Emosi Sejak Dini
2. Bantu Anak Mengidentifikasi Emosi Dengan Termometer Kemarahan
Termometer kemarahan merupakan alat yang dapat membantu anak untuk mengenali tanda-tanda apabila kemarahan mereka meningkat. Untuk membuatnya, Anda bisa menggambar sebuah termometer besar di selembar kertas. Mulailah dari bawah dengan angka nol dan isikan angkanya hingga 10 di bagian atas termometer. Pada termometer kemarahan, angka nol berarti “tidak ada kemarahan sama sekali”. Angka 5 berarti “kemarahan dalam jumlah sedang”, dan 10 berarti “kemarahan paling besar yang pernah ada”.
Saat anak tidak merasa kesal atau marah, bicarakan tentang apa yang terjadi pada tubuhnya pada setiap angka di termometer. Anak mungkin akan mengatakan bahwa mereka tersenyum saat berada di level 0, namun memasang wajah marah saat mencapai level 5. Mereka mungkin merasa wajahnya memanas saat berada di level 2 dan mungkin mengepalkan tangan saat berada di level 2. 7. Saat mereka mencapai usia 10 tahun, mereka mungkin merasa seperti monster yang sedang marah.
Menggunakan termometer membantu anak-anak belajar mengenali kemarahan saat itu terjadi. Pada akhirnya, mereka dapat menghubungkan bahwa ketika suhu amarah mereka mulai meningkat, istirahat dapat membantu mereka meredakannya.
3. Kembangkan Rencana Tenang
Mengatasi kemarahan pada anak bisa dilakukan dengan mengajari anak akan apa yang seharusnya dilakukan ketika mereka mulai merasa marah. Alih-alih membiarkan anak mengekspresikan kemarahannya dengan melempar barang-barang mainannya, Anda bisa meminta anak untuk pergi ke kamar atau ke sudut ruang dengan maksud untuk menenangkan diri mereka.
Dorong mereka untuk mewarnai, membaca buku, atau melakukan aktivitas menenangkan lainnya hingga mereka merasa lebih baik. Anda bahkan dapat membuat perlengkapan menenangkan diri, seperti menggunakan buku mewarnai favorit anak dengan beberapa krayon, buku yang menyenangkan untuk dibaca, stiker, mainan favorit, atau losion yang wangi.
Saat mereka kesal, Anda bisa berkata, “Ambil perlengkapan penenangmu.” Hal ini mendorong anak Anda untuk mengambil tanggung jawab untuk menenangkan diri.
4. Kembangkan Keterampilan Manajemen Kemarahan
Membantu anak untuk mengatasi kemarahannya bisa dilakukan juga dengan mengenalkan dan mengajari anak dalam menggunakan teknik manajemen amarah yang spesifik. Teknik manajemen amarah ini dilakukan dengan menarik napas dalam-dalam, yang dapat menenangkan pikiran dan tubuhnya saat ia sedang kesal. Bisa juga dengan berjalan-jalan sebentar, menghitung sampai 10, atau mengulangi kalimat yang bermanfaat untuk membantu dalam mengatasi kemarahan anak.
Selain itu, ajarkan juga keterampilan lainnya, seperti keterampilan mengendalikan impuls dan disiplin diri. Beberapa anak memerlukan cukup banyak pelatihan untuk membantu melatih keterampilan tersebut ketika mereka sedang kesal.
5. Jangan Menyerah pada Amukan
Terkadang anak beranggapan bahwa ledakan amarahnya menjadi cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan mereka. Jika seorang anak melampiaskan kemarahannya lalu orang tua kemudian memberikan suatu hal yang anak inginkan agar bisa diam, maka anak akan belajar bahwa amarah dengan cara demikian itu merupakan cara yang efektif dilakukannya.
Oleh karenanya, agar anak tidak terbiasa dengan ledakan amarah, Anda sebagai orang tua jangan menyerah akan hal itu untuk menghindari kekacauan. Meskipun hal ini mungkin lebih mudah dalam jangka pendek, dalam jangka panjang menyerah hanya akan memperburuk masalah perilaku dan agresi. Sebaliknya, berusahalah untuk menjalin hubungan dengan anak Anda sehingga mereka merasa lebih yakin bahwa kebutuhannya akan terpenuhi.
Baca juga : Mood Swing pada Anak: Bagaimana Orangtua Dapat Membantu Anak Mengelola Emosi
6. Tindak lanjuti Dengan Konsekuensi
Disiplin yang konsisten diperlukan untuk membantu anak Anda belajar bahwa perilaku agresif atau tidak sopan tidak dapat diterima. Jika anak Anda melanggar peraturan, selalu berikan konsekuensi.
Time-out atau pencabutan hak istimewa dapat menjadi strategi disiplin yang efektif. Jika anak Anda merusak sesuatu saat mereka marah, mintalah mereka membantu memperbaikinya atau melakukan pekerjaan rumah untuk mengumpulkan uang untuk perbaikan.
7. Hindari Media Kekerasan
Jika anak Anda menunjukkan perilaku agresif, memaparkan mereka pada acara TV atau video game yang berisi kekerasan justru dapat memperburuk masalah. Berfokuslah untuk memaparkan mereka pada buku, permainan, dan acara yang mencontohkan keterampilan resolusi konflik yang sehat.
Sumber :
Lcsw, A. M. (2021, October 17). 7 Ways to Help a Child Cope With Anger. Verywell Family. https://www.verywellfamily.com/ways-to-help-an-angry-child-1094976