Deeptalk.co.id – “Tantrum” adalah kata yang sering kali menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman orangtua saat merawat anak-anak. Saat anak-anak berkembang, mereka belajar mengekspresikan diri, menghadapi emosi, dan berkomunikasi, dan perilaku ini adalah salah satu cara mereka melakukannya. Namun, seringkali, tantrum bisa menjadi momen yang menantang dan melelahkan bagi orangtua.

Tantrum adalah bagian normal dari perkembangan anak, tetapi memahami mengapa tantrum terjadi dan bagaimana kita dapat meresponsnya dengan efektif adalah kunci untuk meminimalkan frustrasi dan meningkatkan hubungan orangtua-anak. Artikel ini akan menggali lebih dalam tentang fenomena tantrum pada anak-anak. Kami akan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi saat anak-anak mengalami tantrum, alasan di baliknya. Dengan demikian, wawasan ini dapat membantu orangtua dalam mengelola dan membantu mereka melewati fase tantrum ini dengan bijak.

Mengenai Tantrum yang Terjadi Pada Anak

tantrum pada anak

Tantrum adalah kondisi ketika seorang anak tengah meluapkan kemarahan dan rasa frustasi yang tidak terkendali. Biasa disebut juga dengan temper tantrum, kondisi ini biasa bersifat fisik, verbal atau bahkan keduanya. Ketika mengalami tantrum, anak mungkin akan bertingkah seperti berteriak, menghentak, menendang dan lain-lain hingga terasa mengganggu dan umumnya menunjukkan perilaku yang tidak menyenangkan.

Baca juga : Mood Swing pada Anak: Bagaimana Orangtua Dapat Membantu Anak Mengelola Emosi

Anak-anak, terutama balita, mengalami tantrum sebagai bagian dari perkembangan normalnya. Biasanya mereka bertindak demikian karena menginginkan atau membutuhkan sesuatu yang tidak dapat mereka ungkapkan dengan kata-kata. Oleh karenanya, tantrum sering kali tidak proporsional dengan keadaan.

orang tua menenangkan tantrum anak

Dengan kata lain, anak-anak bereaksi sangat keras terhadap situasi yang mungkin ringan. Misalnya ketika anak diminta untuk menyimpan mainannya atau orang tua menolak permintaan camilannya. Hal ini dapat menyebabkan reaksi pada anak seperti pemukulan, teriakan, dan lain sebagainya.

Kemungkinan besar setiap orang tua pernah menyaksikan anak mereka mengamuk pada suatu saat. Emosi ini biasanya menurun seiring berjalannya waktu ketika seorang anak belajar cara-cara yang lebih pantas secara sosial untuk mengatasi emosinya. Dan pada usia prasekolah atau sekitar usia 4 tahun ke atas, mereka secara lambat laun dapat mengelola emosinya sehingga akan jarang mengalami tantrum.

Bagaimana Tantrum Biasanya Terjadi?

Amarah adalah hal yang normal terjadi pada anak-anak, sehingga tantrum merupakan hal yang alami sebagai bagian perkembangan anak. Ini terjadi dikarenakan balita dan anak prasekolah merasa kesulitan mengelola emosinya dan mengalami keterbatasan dalam menyampaikannya secara verbal sehingga sering kali menunjukkan kemarahan yang dramatis saat sedang kesal.

Amukan pada tantrum anak ini mungkin juga merupakan upaya untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Biasanya juga mereka mengalami tantrum karena lapar, merasa lelah, atau merasakan ketidaknyamanan pada fisik mereka, dan ini biasanya tidak perlu merasa dikhawatirkan.

Mereka akan bertingkah secara dramatis atau berlebihan untuk menunjukkan dan memastikan orang dewasa di sekitarnya memahami betapa kesalnya mereka. Dalam kebanyakan kasus, amukan berhenti dalam beberapa menit dan seorang anak menjadi tenang dan dapat melanjutkan harinya dengan normal.

anak yang mengalami tantrum di tempat umum

Para peneliti menemukan bahwa 70% anak usia 18 hingga 24 bulan mengalami tantrum dan setidaknya rata-rata mereka menangis dan memukul sekali sehari. Amukan balita sering kali disertai dengan teriakan dan tangisan.

Durasi rata-rata tantrum adalah 3 menit, dengan durasi paling lama antara 1,5 dan 5 menit. Jika amukan hebat dari tantrum berlangsung lebih dari 15 menit, ini bisa jadi merupakan tanda adanya masalah yang lebih serius. Jika anak Anda mengalami ledakan kekerasan yang berkepanjangan, bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan Anda.

Tantrum tersebut belum tentu hilang pada usia 2 tahun. Faktanya, beberapa peneliti menemukan bahwa kejadian tantrum tertinggi terjadi pada rentang usia 3 hingga 5 tahun. Sekitar 75% anak prasekolah menunjukkan tantrum.

Lalu ketika anak telah melewati usia prasekolah atau ketika sudah mulai bersekolah, tantrum biasanya mulai berkurang. Pada usia ini, mereka lebih banyak berbicara sehingga mereka dapat mengungkapkan kebutuhannya secara verbal.

Penyebab Tantrum Pada Anak

Tantrum sering terjadi pada tahun kedua kehidupan, ketika kemampuan berbahasa sedang berkembang. Karena balita tidak selalu bisa mengatakan apa yang mereka inginkan atau butuhkan, dan karena kata-kata yang menggambarkan perasaan lebih rumit dan berkembang belakangan, pengalaman yang membuat frustrasi bisa menyebabkan tantrum. Ketika kemampuan berbahasa meningkat, tantrum cenderung berkurang.

Baca juga : Mengatasi Kemarahan pada Anak-Anak: Panduan untuk Orang Tua dan Pendidik

Dengan demikian, penyebab secara umum mengapa anak balita mengalami tantrum ialah adanya konflik yang mereka rasakan. Mereka berupaya untuk mencari kemandirian, namun tetap menginginkan perhatian dari orang tua. Balita menginginkan kemandirian dan kendali atas lingkungannya, yang melebihi kemampuan mereka. Hal ini dapat menyebabkan perebutan kekuasaan ketika seorang anak berpikir “Saya bisa melakukannya sendiri” atau “Saya menginginkannya, berikan kepada saya.”

Akan tetapi, mereka belum mengembangkan keterampilan mengatasi emosi atau kekecewaan yang kuat. Mereka tidak memiliki kemampuan verbal untuk menjelaskan perasaannya. Lalu ketika menyadari hal tersebut, bahwa mereka tidak mampu melakukannya dan tidak bisa mendapatkan semua yang mereka inginkna, mereka mungkin akan mengamuk atau menyerang.

Tantrum yang terjadi pada anak yang marah bukanlah cerminan pola asuh yang buruk. Ini terjadi karena kepribadian anak dan situasi saat ini. Itu adalah bagian normal dari perkembangan anak dan begitulah cara anak kecil menunjukkan bahwa mereka kesal atau frustasi. Oleh karena itu, belajar mengatasi frustrasi adalah salah satu keterampilan yang diperoleh anak-anak seiring berjalannya waktu.

 

 

 

 

 

Sumber :

https://kidshealth.org/en/parents/tantrums.html

https://my.clevelandclinic.org/health/articles/14406-temper-tantrums

https://www.verywellfamily.com/what-is-a-tantrum-5081351

Denounce with righteous indignation and dislike men who are beguiled and demoralized by the charms pleasure moment so blinded desire that they cannot foresee the pain and trouble.
0

No products in the cart.