Deeptalk.co.id – Ketika anak-anak menangis, menendang dan berteriak dengan sekuat tenaga, atau bahkan menjatuhkan diri di tanah, mereka biasanya tidak mendengarkan alasannya. Kebanyakan orang tua takut dengan tantrum dan amukan tersebut, sehingga penting untuk bisa membedakan jenis dari tantrum pada anak dan mengetahui asal muasalnya serta bagaimana bereaksi dalam setiap kasus.
Dengan mengetahui beberapa jenis tantrum pada anak dengan beberapa cirinya, orang tua dapat mengetahui cara yang tepat untuk mengendalikannya. Oleh karena itu, berikut ini kami sampaikan lima jenis tantrum pada anak yang perlu orang tua ketahui, yakni:
1) Tantrum Untuk Menarik Perhatian atau Menuntut Sesuatu
Tantrum jenis ini paling sering digunakan anak-anak untuk mencoba melakukan kontrol orang tua dan mendominasi mereka. Biasanya anak melakukannya untuk meminta perhatian lebih, entah karena merasa iri dengan salah satu saudaranya, atau sekedar ingin orang tuanya memberi mereka waktu lebih.
Para ahli mengatakan bahwa jenis tantrum pada anak tersebut terjadi karena anak merasa terisolasi. Oleh karena itu, sikap terbaik yang seharusnya diambil oleh orang tua yakni dengan membiarkannya untuk tenang terlebih dahulu sambil mengamati alasan mengapa anak bertindak demikian. Atau yang kedua, bisa jadi juga anak melakukan amukan tantrum tersebut karena persyaratannya belum terpenuhi atau karena manipulasi sederhana.
Jika jawabannya adalah pilihan pertama, maka penting bagi Anda sebagai orang tua untuk lebih memperhatikan anak ketika dia berbicara kepada Anda. Namun jika jawabannya adalah pilihan kedua, Anda harus menunjukkan bahwa anak tidak selalu bisa mendapatkan semua yang diinginkan.
Saat mengamuk yang bertujuan untuk mendapatkan perhatian, anak menangis, menendang, dan menjatuhkan diri ke tanah, bahkan terkadang berhenti bernapas selama beberapa detik. Hal yang paling disarankan adalah jangan menuruti permintaannya, karena Anda akan membiarkan anak Anda memanipulasi Anda dengan cara ini. Anda harus mengabaikan anak itu sepenuhnya, kecuali dia menyebabkan kerusakan besar. Biarkan dia sendiri sejenak, dan setelah dia tenang, cobalah berbicara dengannya dan buat dia mengerti alasannya.
Baca juga : Memahami Tantrum yang Sering Dialami Oleh Anak
2) Tantrum Karena Frustasi atau Kelelahan
Jenis tantrum selanjutnya juga sangat umum terjadi dan ini hanyalah pertanda bahwa anak masih sangat kecil dan belum memiliki kendali penuh atas perasaan dan emosinya. Oleh karena itu, anak pun menangis dan menjadi mudah tersinggung.
Seringkali, rasa frustasinya itu disebabkan oleh anak yang tidak bisa memahami instruksi yang diberikan kepadanya. Jika demikian masalahnya, maka penting bagi Anda untuk meluangkan waktu untuk menjelaskan berbagai hal dan membicarakan perasaannya. Selain itu, ada baiknya Anda merayakan pencapaian dan usahanya, karena hal itu akan memperkuat harga dirinya.
Di sisi lain, anak Anda mungkin mengamuk hanya karena ia lelah dan butuh tidur. Dalam kasus ini, Anda harus membawanya ke tempat tidur dan membiarkannya beristirahat. Setelah beberapa saat, amukan itu akan hilang.
3) Tantrum Untuk Menolak Melakukan Sesuatu
Sebelumnya, Anda tidak boleh memaksa anak untuk melakukan hal-hal tertentu. Oleh karena itu, Anda harus menganalisis terlebih dahulu apakah situasi yang Anda mintakan kepada anak tersebut menyebabkan stres atau kecemasan. Namun jika tidak demikian, sebaiknya Anda meremehkan tantrum anak tersebut dan jangan menyerah.
Tantrum jenis ini biasanya terjadi ketika anak menolak untuk tidur, bersekolah atau melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Pertama-tama, hal yang penting adalah Anda tidak membiarkan diri Anda dimanipulasi karena kesedihan atau kemarahan anak Anda. Terkadang Anda bisa menghindari berbagai jenis tantrum dengan memperingatkan mereka terlebih dahulu tentang apa yang harus dilakukan anak.
4) Tantrum yang Merusak
Jenis tantrum pada anak ini sangat agresif dan terkadang berakhir dengan episode yang tidak menyenangkan. Ketika mengalami jenis tantrum ini, anak-anak bisa lepas kendali dan selain berteriak atau menangis, mereka juga bahkan memukul orang lain atau melempar benda yang sering kali tanpa disengaja.
Jika hal ini terjadi, solusi terbaiknya adalah dengan membawa anak Anda ke tempat yang tenang dan membiarkannya sendirian sebagai hukuman agar ia bisa merenung. Setelah 10 menit, cobalah untuk membangun dialog dengannya di mana Anda menjelaskan alasan mengapa dia tidak boleh dan tidak akan pernah bereaksi dengan kekerasan lagi.
Baca juga : Strategi Menghadapi Tantrum Anak Tanpa Marah
5) Tantrum yang Merugikan Diri Sendiri
Dalam tantrum ini, anak kehilangan kendali dan akhirnya menyakiti orang lain atau bahkan dirinya sendiri. Untuk menghindari terjadinya kecelakaan, Anda harus menggendongnya dan berbicara dengan anak sambil tetap tenang. Setelah beberapa menit, dia akan sadar atau bosan bertengkar dengan Anda.
Jika anak Anda biasanya mengalami reaksi seperti ini, penting bagi Anda untuk berbicara dengannya dan menjelaskan cara lain yang dapat ia gunakan untuk menunjukkan ketidaksetujuan atau kemarahan pada saat ia tidak sedang marah. Pertama-tama, Anda tidak boleh membiarkan dia memukul dirinya sendiri atau menyerang orang lain.
Sebagai orang tua, sangat penting untuk memahami cara kerja otak anak-anak, karena dalam banyak kasus, mereka tidak bertindak dengan penuh perhitungan dan disengaja. Singkatnya, mereka masih belum memiliki kendali atas emosi atau tindakannya, karena fakta sederhananya adalah otak mereka sedang berkembang dan mereka belum memiliki kapasitas untuk mengatur tindakannya.
Sumber :