Deeptalk.co.id – Umumnya anak akan belajar banyak hal baik itu dari orang tua, maupun dari orang dewasa lainnya. Sayangnya, tidak semua anak bisa diberikan pengarahan mana yang baik dan mana yang benar. Beberapa anak justru susah untuk diberikan pengarahan dan cenderung memberontak.
Anak semacam ini bisa jadi penderita gangguan menentang atau yang dikenal juga dengan istilah oppositional defiant disorder (ODD). Untuk penjelasan lebih jelas mengenai gangguan yang satu ini, kamu bisa baca artikel ini sampai habis.
Pengertian Gangguan Menentang Pada Anak
Gangguan menentang merupakan salah satu bagian dari gangguan perilaku yang umumnya dialami oleh anak-anak. Tidak menuntut kemungkinan, gangguan ini juga dialami oleh remaja. Anak dengan gangguan menentang umumnya akan menunjukkan perilaku yang tidak kooperatif, mudah marah, memberontak, pembangkang, dan pendendam. Hal-hal tersebut tentu akan mengganggu aktivitias sehari-hari anak dan orang disekitarnya.
Gangguan menentang ini umumnya dialami oleh anak dengan kisaran usia 8 tahun. Pada anak yang lebih mudah, gangguan menentang lebih beresiko pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan. Namun, pada usia yang lebih tua tidak ada perbedaan kemungkinan antara anak laki-laki dan anak perempuan.
Sebenarnya akan cukup sulit untuk mendeteksi gangguan ini sedini mungkin. Pasalnya, anak-anak belum mengetahui banyak hal mengenai mana yang benar dan mana yang salah. Hal tersebut membuat anak sering kali melakukan hal-hal yang menentang. Selain itu, anak juga memiliki emosi yang lebih tidak terkontrol dibandingkan dengan orang dewasa.
Meski demikian, perilaku menentang dan cenderung menonjol yang berlangsung minimal 6 bulan perlu menjadi perhatian bagi orang tua atau orang dewasa disekitar anak. Pasalnya, hal tersebut bisa jadi pertanda anak mengalami gangguan menentang. Jika dibiarkan, gangguan ini akan berdampak pada hubungan sosial, interaksi, dan banyak ragam penting dalam kehidupan anak.
Penyebab Gangguan Menentang Pada Anak
Hampir sama dengan gangguan psikologis lainnya, gangguan menentang pada anak juga belum diketahui penyebab pastinya hingga saat ini. Meski demikian, beberapa faktor dipercaya dapat meningkatkan resiko gangguan ini. Berikut beberapa faktor yang dimaksud:
Biologis
Pada faktor biologis dapat dilihat ada tidaknya kelainan atau cedera pada bagian otak tertentu. Jika terdapat gangguan, khususnya pada neurotransmiter yang membantu sel-sel otak saling berkomunikasi, dapat meningkatkan resiko anak mengalami gangguan menentang.
Genetik
Selain faktor biologis, faktor genetik juga dapat meningkatkan resiko anak mengalami gangguan mentang. Dalam hal ini, anak yang memiliki riwayat keluarga dengan gangguan psikologis yang cukup berat seperti gangguan mood, kecemasan, dan gangguan kepribadian, dapat meningkatkan resiko anak mengalami gangguan menentang.
Baca juga : Mengenal Macam-Macam Gangguan Perilaku Pada Anak
Lingkungan
Faktor lingkungan bisa berupa dididik oleh orang dewasa dengan gangguan mental dan mendapatkan pendisiplinan yang tidak konsisten dalam pola didik yang diterapkan orang tua dapat meningkatkan resiko anak mengalami gangguan menentang.
Gejala Gangguan Mentantang Pada Anak
Untuk menjadi patokan sebelum membawa anak ke psikolog atau klinik tumbuh kembang, orang tua bisa memperhatikan beberapa gejala yang ditunjukkan oleh anak dengan gangguan menentang berikut:
Membalas dendam
Anak dengan gangguan menentang cenderung pendendam dan memiliki upaya untuk melakukan balas dendam. Hal tersebut berlangsung setidaknya dua kali dalam enam bulan terakhir.
Berdebat dan memberontak
Anak dengan gangguan menentang cenderung membuat orang-orang kesal terhadapnya, mereka akan secara aktif memberontak atau menolak keinginan dari figur otoritas seperti orang tua dan guru. Selain itu, mereka kerap kali menyalahkan orang lain akibat kesalahan yang diperbuat, dan berdebat dengan figur otoritas.
Marah dan kesal
Anak dengan gangguan menentang memiliki suasana hati yang tidak terkendali. Mereka akan dengan mudah merasa marah atau kesal dan cenderung kehilangan kesabarannya.
Efek Gangguan Menentang Pada Anak
Secara sekilas gangguan ini memang cukup sederhana dan wajar untuk dialami oleh anak-anak. Sayangnya jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, gangguan ini dapat mengakibatkan berbagai kondisi buruk bagi anak.
Anak dengan gangguan perilaku bisa mengalami komplikasi dengan berbagai gangguan mental lainnya, seperti attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), gangguan belajar, perubahan mood secara drastis seperti depresi atau bipolar, dan masalah kecemasan.
Dengan demikian, gangguan perilaku pada anak bukanlah hal yang bisa diabaikan begitu saja. Segera konsultasikan kondisi anak dengan psikolog, atau ajak anak untuk ke klinik tumbuh kembang. Dengan begitu anak akan mendapatkan diagnosis yang tepat.
Diagnosis dibutuhkan untuk menentukan penanganan apa yang cocok diberikan pada anak. Pasalnya, setiap anak bisa jadi menunjukkan gejala dan tingkat keparahan yang berbeda-beda. Untuk itu, penanganannya juga bisa jadi akan berbeda-beda pula.
Psikolog biasanya akan memberikan penanganan berupa psikoterapi yang telah disesuaikan. Namun, jika dirasa perlu untuk mendapatkan bantuan obat, psikolog akan merekomendasikan untuk ke psikiater.
Semoga artikel ini dapat membantu.
Baca juga : Tidak Sekedar Nakal. Kenali Gangguan Perilaku Pada Anak