Deeptalk.co.id – Pola asuh strict parents, yang dikenal dengan aturan ketat, kontrol yang ketat, dan harapan tinggi terhadap anak, adalah pendekatan pengasuhan yang umum ditemui dalam berbagai keluarga. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah apakah pendekatan strict parents ini dapat memberikan dampak positif atau justru menimbulkan konsekuensi negatif ketika anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh tersebut mencapai usia dewasa.
Artikel ini akan menggali lebih dalam tentang konsekuensi pola asuh strict parents pada anak ketika mereka sudah dewasa. Dari hubungan antara aturan yang ketat dan perkembangan anak hingga dampak pada kesejahteraan psikologis mereka, mari kita menjelajahi faktor-faktor yang terlibat dalam proses ini untuk memahami implikasi yang mungkin timbul di masa depan.
Strict parents, atau orang tua yang tegas, adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan orang tua yang menerapkan pendekatan pengasuhan yang ketat terhadap anak-anak mereka. Anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua dengan pendekatan pengasuhan yang ketat atau strict parents sering menghadapi sejumlah konsekuensi psikologis jangka panjang dalam kehidupan mereka saat menjadi remaja dan dewasa muda.
Akibat pola asuh dari strict parents ini, anak-anak ketika sudah dewasa mungkin lebih mudah marah dan memberontak, memiliki keyakinan yang terdistorsi, cemas, dan mengkritik diri sendiri, tidak memiliki kemandirian dan keterampilan mengambil keputusan, menghambat perkembangan sosial, dan terus-menerus meragukan diri sendiri. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menemukan keseimbangan antara menetapkan aturan dan harapan bagi anak-anak mereka serta memberikan ruang bagi fleksibilitas dan pemahaman.
Anak-anak yang dibesarkan oleh strict parents mungkin mengalami beberapa konsekuensi negatif dalam kehidupan mereka saat remaja dan dewasa muda. Berikut beberapa perilaku anak dengan orang tua yang tegas saat dewasa:
1) Lebih banyak kemarahan dan pemberontakan
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan yang ketat oleh strict parents cenderung lebih marah dan memberontak saat remaja dan dewasa muda. Mereka mungkin merasa kurangnya kepercayaan dan komunikasi dengan orang tua, sehingga menyebabkan rusaknya hubungan orang tua-anak.
Selain itu, gaya asuh strict parents membuat anak merasa terkekang dan memiliki keterbatasan dalam mengungkapkan pendapat atau keinginan mereka. Yang pada gilirannya dapat menimbulkan rasa marah dan perlawanan yang lebih kuat saat mencapai usia remaja hingga dewasa.
Baca juga : Apa Itu Strict Parent dan Ciri-Cirinya?
2) Keyakinan yang menyimpang, kecemasan, dan kritik diri
Pola pengasuhan dari strict parents juga dapat menyebabkan anak-anak mengalami keyakinan yang menyimpang, kecemasan, dan tingkat kritis yang tinggi terhadap diri mereka sendiri. Mereka mungkin merasa terus-menerus di bawah tekanan untuk memenuhi standar yang tinggi yang ditetapkan oleh orang tua mereka, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka.
Akibatnya, anak dengan strict parents saat memasuki usia dewasa menjadi pribadi yang perfeksionis dan selalu merasa kurang akan kemampuannya atau hasil kerja kerasnya. Mereka menjadi lebih keras pada diri sendiri dengan menuntut kesempurnaan dari diri mereka.
3) Kurangnya kemandirian dan keterampilan mengambil keputusan
Penurunan kepercayaan diri dan kesulitan dalam pengambilan keputusan juga adalah hasil dari pengasuhan yang ketat. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan ini mungkin merasa mereka tidak memiliki kontrol atas kehidupan mereka dan bergantung pada otoritas lain untuk mengambil langkah-langkah penting.
Hal ini kemudian berdampak ketika mereka sudah dewasa, di mana mereka akan kesulitan untuk menentukan hal yang sulit atau ketika menyelesaikan suatu masalah. Mereka menjadi kurang percaya diri dan memiliki kinerja yang belum maksimal saat berada di lingkungan tempatnya bekerja.
4) Perkembangan sosial terhambat
Selain itu, perkembangan sosial anak juga bisa terhambat karena orang tua yang terlalu membatasi kebebasan mereka. Keterbatasan dalam berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler dan acara sosial dapat menghambat perkembangan keterampilan interpersonal dan sosial mereka.
Akibatnya, anak-anak dengan strict parents mungkin kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebaya dan membentuk hubungan sosial yang sehat bahkan saat mereka sudah dewasa. Akhirnya, pola asuh strict parents bisa membuat anak-anak meragukan diri sendiri secara konstan, merasa tidak pernah cukup baik, dan bahkan berisiko mengalami sindrom kelelahan kronis.
Baca juga : Hati-Hati! Ini Dia Dampak Gaya Strict Parents Pada Perilaku Anak
Itulah beberapa konsekuensi yang didapatkan anak-anak dengan pola asuh strict parents saat dewasa. Penting bagi orang tua untuk menemukan keseimbangan yang tepat dalam pendekatan pengasuhan mereka. Menetapkan aturan dan harapan yang jelas adalah bagian penting dari tugas orang tua, tetapi juga memberikan ruang bagi fleksibilitas, dialog, dan pemahaman terhadap anak-anak mereka.
Memahami kebutuhan emosional dan psikologis anak adalah langkah awal yang penting dalam mencegah konsekuensi negatif yang mungkin timbul akibat pola pengasuhan yang terlalu ketat. Orang tua harus selalu waspada terhadap potensi dampak pengasuhan terhadap kesehatan mental anak mereka, dan dukungan ekstra bagi orang tua yang memiliki anak dengan risiko dapat membantu mencegah perkembangan masalah yang serius.