Deeptalk.co.id – Toxic positivity adalah sebuah perilaku yang mana seseorang secara berlebihan mempertahankan pandangan positif pada suatu situasi atau masalah tertentu tanpa memperhatikan realitas atau perasaan yang mendasarinya. Seperti layaknya ketika hanya sekedar memberikan kata semangat dan jangan bersedih untuk seseorang yang sedang mengalami sebuah tragedi yang menyakitkan.
Orang kerap kali tidak menyadari bahwa yang mereka lakukan adalah menebar toxic positivity. Hal ini karena seringkali mereka menganggapnya sebagai bentuk dukungan atau motivasi yang diharapkan dapat menghibur orang lain yang sedang tertekan. Namun karena cara dan situasi nya salah, serta pandangan positif yang terlalu berlebihan menyebabkannya sebagai hal yang beracun.
Bentuknya yang hampir seperti memberikan kata-kata penyemangat, membuat tanda dari toxic positivity sulit untuk dikenali. Selain itu, ada beberapa alasan mendasar lainnya dari pelaku toxic positivity mengapa perilaku ini sering tidak disadari.
Mengapa Toxic Positivity Sulit Dikenali?
Mereka yang terlibat dalam perilaku ini cenderung menghindari konflik dan masalah dengan mengabaikan atau menghindari situasi yang sulit. Orang-orang ini mungkin merasa bahwa dengan mengedepankan aspek positif, maka semua masalah akan otomatis menghilang. Padahal cara tersebut dapat menyebabkan seseorang tidak dapat menuntaskan masalah yang tengah dihadapi dan justru memperburuk situasi.
Selain itu, pelaku toxic positivity mungkin merasa terpaksa untuk menunjukkan sikap positif di depan orang lain meskipun sebenarnya mereka merasa marah, kesal atau sedih. Mereka cenderung menutupi perasaan negatif dengan mengatakan sesuatu yang positif. Oleh karenanya, mereka akan merasa tertekan dan semakin tertekan karena tidak dapat mengekspresikan perasaan secara jujur.
Mereka pun juga cenderung hanya memperdulikan perasaan mereka sendiri dibandingkan perasaan orang lain. Perasaan orang lain hanyalah angin lalu sehingga mereka pun meremehkan hingga mengabaikannya karena tidak sejalan dengan “positive vibes” mereka. Hal ini pun menyebabkan perasaan tidak dihargai dan membuat orang lain merasa tidak nyaman berada di sekitar mereka.
Terakhir, orang yang terlibat dalam kepositifan yang beracun mungkin memaksa orang lain untuk menunjukkan sikap positif dengan mempermalukan atau menghakimi mereka ketika mereka tidak dapat menunjukkan sikap positif. Hal ini dapat menyebabkan orang lain merasa tidak dihargai dan merasa tertekan karena mereka tidak dapat mengekspresikan perasaan mereka dengan jujur.
Baca juga : Apa Solusi Terbaik Untuk Menghadapi Toxic Positivity?
Tanda-Tanda Toxic Positivity
Kepositifan beracun seringkali tidak disadari oleh kebanyakan orang. Padahal, perilaku ini memberikan dampak buruk bagi kesehatan mental dan emosional seseorang. Oleh karena itu, mengetahui dan mengenali tanda-tandanya bisa sangat membantu untuk menghindari perilaku toxic positivity ini.
Berikut beberapa tanda toxic positivity yang harus dikenali sebagai langkah awal untuk menghindarinya :
1. Menyingkirkan Masalah Daripada Menghadapinya
Orang-orang yang terlibat dalam perilaku ini cenderung menghindari konflik dan masalah dengan mengabaikan atau menghindari situasi yang sulit. Mereka mungkin merasa bahwa dengan memfokuskan pada aspek positif, masalah tersebut akan segera hilang.
2. Menyembunyikan Perasaan Sebenarnya
Menyembunyikan perasaan Anda yang sebenarnya di balik kutipan perasaan senang yang tampaknya dapat diterima secara sosial juga termasuk dalam tanda-tanda kepositifan beracun. Orang-orang yang terlibat dalam perilaku ini mungkin merasa terpaksa untuk menunjukkan sikap positif di depan orang lain meskipun sebenarnya mereka merasa marah, kesal, atau sedih.
Mereka cenderung menutupi perasaan negatif mereka dengan mengatakan sesuatu yang positif. Selain itu, perasaan negatif mereka dialihkan dengan mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja dan mereka merasa baik-baik saja meskipun sebenarnya mereka merasa tidak nyaman atau sedih.
3. Meminimalkan Perasaan Orang Lain
Mengabaikan perasaan orang lain yang membuatmu tidak nyaman juga menjadi salah satu tanda dari toxic positivity. Orang-orang yang terlibat dalam perilaku ini cenderung tidak memperhatikan perasaan orang lain dan hanya peduli dengan perasaan mereka sendiri. Mereka mungkin meremehkan atau mengabaikan perasaan orang lain yang tidak sejalan dengan sikap positif mereka.
Walaupun memang benar bahwa perasaan orang lain adalah tanggung jawab mereka sendiri. Namun, perilaku tersebut justru menunjukkan bahwa mereka menjadi sangat ignorance dan egois akibat toxic positivity ini.
4. Mempermalukan Orang Lain Yang Tidak Bersikap Positif
Orang-orang yang terlibat dalam perilaku ini cenderung memaksa orang lain untuk menunjukkan sikap positif dengan mempermalukan atau menghakimi mereka ketika mereka tidak dapat menunjukkan sikap positif.
5. Merasa Bersalah Ketika Sedih, Marah atau Kecewa
Sementara itu, tanda-tanda bahwa Anda mungkin menerima kepositifan beracun meliputi merasa bersalah karena sedih, marah, atau kecewa. Orang-orang yang menerima toxic positivity cenderung merasa bersalah ketika mereka merasa sedih, marah, atau kecewa karena mereka merasa bahwa mereka harus selalu bahagia dan positif.
6. Terlalu Sering Mencoba Bersikap Tabah
Tabah atau menyerahkan segalanya yang sudah terjadi bisa menjadi jalan terakhir ketika mendapatkan suatu masalah. Namun, kalau terlalu sering melakukannya karena berusaha untuk melupakan emosi yang menyakitkan, ini bisa menjadi tanda bahwa Anda telah terlibat dalam toxic positivity.
Orang-orang yang menerima kepositifan beracun cenderung mencoba untuk mengatasi emosi yang sulit dengan mengabaikan atau menyangkalnya. Mereka mungkin mencoba untuk memaksa diri mereka untuk merasa bahagia atau bersyukur meskipun sebenarnya mereka merasa sedih atau kecewa.
Kadang-kadang, jenis perilaku ini berfungsi sebagai mekanisme koping untuk membantu orang mengurangi atau menghindari stres. Alih-alih menghadapi emosi yang sulit, orang mencoba menghindarinya dengan memberikan putaran positif pada situasi yang buruk. Meskipun ini mungkin tampak seperti cara yang efektif untuk mengatasi, menyangkal atau menolak emosi negatif dapat membuat lebih sulit untuk benar-benar mengatasi emosi tersebut secara efektif.
Sumber :
Cherry, K. (2023, February 14). What Is Toxic Positivity? Verywell Mind. https://www.verywellmind.com/what-is-toxic-positivity-5093958