Deeptalk.co.id – Tugas sebagai ibu rumah tangga seharusnya menjadi tugas yang sangat mulia. Ibu akan menghabiskan banyak waktu dalam hidupnya untuk mengurus rumah, anak, dan suaminya. Tidak heran jika kita melihat ibu rumah tangga dengan kemampuan multitasking yang sangat luar biasa.

Sayangnya, tugas ibu rumah tangga yang begitu besar seringkali dipandang sebelah mata. Banyaknya waktu yang mereka habiskan di rumah seakan membuat mereka tidak melakukan apapun untuk keluarganya. Memang benar jika banyak ibu rumah tangga yang tidak bisa membantu keuangan keluarga. Namun yang jarang disadari, mereka justru membantu alur pengeluaran keluarga agar lebih efektif dan efisien.

Pandangan sebelah mata akan tugas ibu rumah tangga inilah yang sering kali membuat banyak ibu rumah tangga mengalami tekanan mental. Kondisi semacam itu dikenal dengan istilah housewife syndrome. Lantas, seperti apa sebenarnya housewife syndrome itu? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, artikel kali ini akan secara khusus membahas mengenai housewife syndrome.

Sebelum kita masuk pada topik pembahasan utamanya, perlu diketahui bahwa artikel ini dibuat sebagai bahan edukasi, dan tidak untuk dijadikan patokan self diagnosis. Jika kamu atau orang terdekat mengalami beberapa kondisi seperti yang dipaparkan dalam artikel ini, jangan ragu untuk melakukan konsultasi dan pemeriksaan lebih lanjut dengan psikolog atau psikiater. Dengan begitu kamu bisa mendapatkan diagnosa dan penanganan yang tepat.

Pengertian Housewife Syndrome

Pengertian Housewife Syndrome (Freepik)

Seperti yang dibahas di awal, housewife syndrome merupakan kondisi psikologis yang membuat ibu rumah tangga mengalami tekanan secara mental. Housewife syndrome pada dasarnya tidak tercantum dalam DSM-5 sebagai salah satu jenis gangguan mental. DSM-5 sendiri merupakan buku pedoman diagnosa psikologis. Meski demikian, housewife syndrome bisa berdampak buruk untuk kehidupan ibu, anak, dan juga kondisi keluarganya.

Housewife syndrome bukanlah kondisi psikologis yang bisa dibiarkan begitu saja. Walaupun tidak masuk dalam kategori gangguan mental, namun housewife syndrome yang dibiarkan begitu saja justru bisa memicu berbagai gangguan mental yang lebih serius. Meski demikian, masih banyak orang yang mengabaikan kondisi housewife syndrome ini. Terlepas dari paham atau tidaknya mereka akan kondisi tersebut.

Tanpa kita sadari, tinggal di era modern ini sangat memungkinkan wanita mengalami housewife syndrome. Bagaimana tidak, dalam kehidupan berumah tangga, wanita sering kali mendapatkan peran ganda. Sehingga, wanita yang tidak bekerja dan hanya mengurus rumah justru dianggap tidak berguna. Pandangan semacam itulah yang bisa memicu, kemungkinan housewife syndrome akan semakin besar.

Baca juga: Kapan Pasangan Membutuhkan Konseling Pernikahan?

Penyebab Housewife Syndrome

Penyebab Housewife Syndrome (Freepik)

Ibu rumah tangga memiliki ruang gerak yang tidak begitu besar. Lingkungan sosial yang dimiliki juga mungkin tidak seluar ibu pekerja. Hal semacam ini sering kali menimbulkan housewife syndrome. Meski demikian, hingga saat ini belum diketahui penyebab utama dari housewife syndrome itu sendiri. Walaupun memang banyak faktor yang bisa memperbesar kemungkinan ibu rumah tangga mengalami housewife syndrome.

Berikut beberapa faktor yang bisa memicu housewife syndrome:

Rutinitas yang membosankan

Ibu rumah tangga menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam rumah dengan aktivitas yang tidak bervariasi. Maka tidak heran jika hal tersebut akan memicu kebosanan jika berlangsung terus-menerus. Tanpa disadari, kebosanan inilah yang pada akhirnya bisa memicu housewife syndrome.

Minim aktivitas sosial

Sebagian besar ibu rumah tangga tidak memiliki akses untuk melakukan interaksi sosial. Mereka mungkin hanya bersosialisasi dengan tetangga, itupun jika waktunya memadai. Minimnya aktivitas sosial ini tidak jarang menjadi salah satu faktor ibu rumah tangga mengalami housewife syndrome.

Masalah keuangan

Walaupun beberapa ibu rumah tangga tetap bisa menghasilkan walau hanya di rumah saja. Namun banyak juga ibu rumah tangga yang memenuhi seluruh kebutuhan keluarga dari penghasilan suami. Meskipun tidak berkontribusi dalam mencari pemasukan ekonomi, namun ibu rumah tangga berkontribusi untuk mengatur keuangan keluarga agar tidak melebihi pemasukan. Hal semacam ini tidak jarang memicu housewife syndrome, terutama jika kondisi keuangan keluarga sedang mengalami masalah.

Selain itu, masalah keuangan tidak hanya tentang kurangnya pemasukan yang ada. Namun juga tentan bagaimana cara suami, keluarga, atau orang lain memandang dan menyikapi ibu rumah tangga yang tidak membantu keuangan keluarga. Sikap negatif orang-orang terhadap ibu rumah tangga yang tidak membantu keuangan keluarga sering kali juga memicu kondisi housewife syndrome pada ibu rumah tangga.

Mengerjakan seluruh tugas rumah tangga

Menjadi ibu rumah tangga sama dengan kerja setiap hari tanpa hari libur. Sayangnya, hanya segelintir orang yang memahami kondisi tersebut. Maka tidak heran jika ibu rumah tangga seakan berkewajiban untuk mengerjakan seluruh tugas rumah, tanpa bantuan suami dan anak-anaknya. Hal semacam ini juga bisa memicu kelelahan secara fisik dan mental sehingga berujung pada kondisi housewife syndrome.

Itu dia penjelasan singkat mengenai kondisi housewife syndrome. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.

Baca juga: Manfaat Mengikuti Konseling Pernikahan

MEMBUTUHKAN KONSULTAN KESEHATAN MENTAL UNTUK  INDIVIDU ATAU PERUSAHAAN? KAMI PUNYA SOLUSI MENYELURUH MASALAH MENTAL HEALTH.

HUBUNGI KAMI MELALUI KONTAK DIBAWAH INI:

DeepTalk by Logos Indonesia: Biro Psikologi & Konsultan HRD

Layanan:
1. Rekrutmen & Asemen Karyawan
2. Konsultansi MSDM
3. Training & Development by @logosinstituteofficial
4. Outbound
5. Konseling Online Berbasis Android & iOS by @deeptalkindonesia
6. Klinik Konsultasi Psikologi & Tumbuh Kembang Anak by @deepgrowindonesia
7. Layanan Psikologi Pendidikan by EduQuotient
.
Hubungi kami (Bisa Langsung Klink Nomor Dibawah Ini):

📱Rekrutmen, Asemen & Konsultansi MSDM: 0811-1744-456
📱Training & Outbound : 0811-1075-456
📱Klinik Psikologi, Konseling & Tumbuh Kembang Anak: 0811-1814-456
📱EduQuotient (Psi. Pendidikan): 0811-1157-456

Email : admin@logosconsulting.co.id
.
Follow Kami:
Logos Indonesia : @logosindonesiaofficial
Logos Institute : @logosinstituteofficial
DeepTalk Indonesia : @deeptalkindonesia
DeepGrow Indonesia : @deepgrowindonesia

Denounce with righteous indignation and dislike men who are beguiled and demoralized by the charms pleasure moment so blinded desire that they cannot foresee the pain and trouble.
0

No products in the cart.