Deeptalk.co.id – Disleksia atau dyslexia merupakan salah satu gangguan belajar yang cukup umum kita dengar. Disleksia sendiri adalah istilah untuk menggambarkan kondisi anak-anak yang mengalami kesulitan belajar, khususnya dalam hal membaca, mengeja, dan tidak jarang berdampak pada kesulitan untuk menulis.

Penderita disleksia mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi kata-kata yang diucapkan, dan mengubahnya dalam sebuah tulisan. Hal ini disebabkan oleh gangguan saraf pada otak, yang mengatur kemampuan bahasa seseorang. Dengan demikian, disleksia juga berhubungan dengan kemampuan berbahasa yang kurang baik.

Banyak guru dan orang tua yang salah mengartikan kondisi disleksia sebagai ketidakmampuan dalam hal akademis. Namun pada kenyataannya, seseorang pengidap disleksia tidak mengalami masalah dengan akademik mereka. Maka dari itu, diperlukan pemeriksaan lebih dalam untuk memastikan apakah seseorang mengalami masalah akademis, atau memang dalam kondisi disleksia.

Kondisi disleksia sendiri tidak hanya bisa dialami oleh anak-anak, namun juga bisa dialami oleh orang dewasa. Walaupun dalam penerapannya, kondisi ini sudah mulai disadari pada masa kanak-kanak, karena pada masa tersebutlah seseorang mulai mengembangkan kemampuannya, termasuk dalam hal membaca.

Disleksia juga merupakan masalah kesehatan mental yang tidak bisa dipulihkan sepenuhnya. Meski demikian, cukup banyak mengidap disleksia yang bisa mengembangkan kemampuannya di bidang lain, dan hidup seperti orang pada umumnya. Bahkan tidak jarang menjadi pribadi yang lebih baik. Namun tentu saja hal tersebut membutuhkan metode pembelajaran khusus, penanganan profesional, dan yang tidak kalah penting adalah support dari orang-orang disekitar.

Penyebab Disleksia

Penyebab Disleksia (Freepik)

Secara garis besar para ahli memang mengemukakan bahwa penyebab disleksia adalah adanya gangguan pada saraf. Namun sayangnya hingga saat ini belum ditemukan penyebab utama adanya gangguan tersebut. Walaupun demikian, kondisi disleksia sendiri dipercaya dapat dipicu oleh beberapa faktor, diantaranya:

  • Faktor genetik, yaitu seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi disleksia atau gangguan belajar lainnya.
  • Kelahiran prematur dan bayi yang lahir dengan berat badan rendah.
  • Paparan zat-zat berbahaya seperti nikotin, alkohol, NAPZA, atau infeksi selama masa kehamilan, yang bisa memicu anak lahir dengan kondisi disleksia.
  • Mengalami cedera atau trauma pada otak.
  • Kelainan struktur otak yang berhubungan dengan area otak yang mengatur kemampuan berbahasa dan mengolah kata.

Baca juga: Mengenal Klasifikasi Gangguan Belajar Pada Anak

Gejala Disleksia

Gejala Disleksia (Freepik)

Seperti yang dikemukakan diawal, disleksia merupakan gangguan yang bisa dialami anak-anak maupun orang dewasa. Meski demikian, kondisi ini baru bisa dideteksi pada usia diatas 5 tahun, karena pada usia tersebutlah anak mulai mengembangkan kemampuan membacanya.

Untuk dapat memastikan apakah seseorang benar-benar mengalami disleksia atau tidak seharusnya melalui pemeriksaan lebih lanjut dengan psikolog atau psikiater. Pasalnya, setiap penderita bisa menunjukan gejala dan tingkat keparahan gejala yang berbeda-beda. Selain itu, gejala yang ditunjukan juga beberapa memiliki kemiripan dengan gangguan lainnya. Namun, sebagai langkah awal untuk memutuskan melakukan pemeriksaan, kita bisa melihat gejala umum dari disleksia itu sendiri. Adapun gejala disleksia sendiri memiliki sedikit perbedaan antara orang dewasa dan anak-anak. Untuk itu, berikut gejala disleksia berdasarkan jenjang usianya:

Gejala disleksia pada anak

Umumnya anak-anak pengidap disleksia akan menunjukan beberapa gejala, seperti:

  • Mengalami keterlambatan dalam kemampuan berbicara jika dibandingkan dengan anak-anak seusianya.
  • Mengalami kesulitan dalam mengenal nama dan bunyi abjad.
  • Sering menuliskan kata secara terbalik, seperti “ibu” menjadi “ubi”.
  • Mengalami kesulitan untuk membedakan abjad yang serupa, seperti “b” dan “d”.
  • Mengalami kesulitan dalam membaca, mengeja, dan menulis.
  • Sering kali kesulitan dalam mengucapkan kata yang jarang didengar.
  • Kesulitan dalam mengingat warna, huruf, dan angka.
  • Kesulitan dalam memproses informasi yang didengar.

Gejala disleksia pada remaja dan dewasa

Secara umum, disleksia pada remaja dan dewasa memang memiliki banyak kesamaan. Misalnya mengalami kesulitan dalam membaca, mengeja, dan menulis. Namun, terdapat beberapa gejala disleksia lainnya yang dialami oleh remaja dan orang dewasa, yaitu:

  • Mengalami kesulitan untuk memahami jokes atau lelucon dengan kata yang memiliki makna lain atau tidak umum. Misalnya menggunakan pengandaian seperti “kambing hitam”.
  • Mengalami kesulitan jika diminta untuk menyimpulkan suatu cerita.
  • Mengalami kesulitan dalam mempelajari bahasa asing.
  • Memiliki kemampuan daya ingat yang sangat rendah.
  • Mengalami kesulitan dalam menghitung.

Dampak Disleksia

Dampak Disleksia (Freepik)

Walaupun tidak bisa dipulihkan sepenuhnya, namun penderita disleksia tetap harus mendapatkan penanganan. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir dampak yang bisa mereka dapatkan. Adapun dampak disleksia sendiri adalah sebagai berikut:

  • Mengalami masalah dalam proses belajar, yang pada akhirnya berdampak pada penurunan prestasi akademik di sekolah.
  • Mengalami masalah sosial, karena dianggap tidak kompeten.
  • Mempengaruhi kesehatan mental, karena mendapatkan tekanan sosial yang tidak sesuai dengan kemampuan mereka.

Itu dia sekilas penjelasan mengenai kondisi disleksia. Jika kamu memiliki anak atau orang terdekat dengan beberapa gejala di atas, maka jangan ragu untuk membawa mereka ke psikolog atau psikiater untuk mendapatkan penanganan. Dengan begitu, penderita bisa tetap menjalani kehidupannya dengan normal, dan mengembangkan kemampuan di bidang-bidang yang lain.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat.

Baca juga: Mengenal Klasifikasi Gangguan Perkembangan Pervasif

MEMBUTUHKAN KONSULTAN KESEHATAN MENTAL UNTUK  INDIVIDU ATAU PERUSAHAAN? KAMI PUNYA SOLUSI MENYELURUH MASALAH MENTAL HEALTH.

HUBUNGI KAMI MELALUI KONTAK DIBAWAH INI:

DeepTalk by Logos Indonesia: Biro Psikologi & Konsultan HRD

Layanan:
1. Rekrutmen & Asemen Karyawan
2. Konsultansi MSDM
3. Training & Development by @logosinstituteofficial
4. Outbound
5. Konseling Online Berbasis Android & iOS by @deeptalkindonesia
6. Klinik Konsultasi Psikologi & Tumbuh Kembang Anak by @deepgrowindonesia
7. Layanan Psikologi Pendidikan by EduQuotient
.
Hubungi kami (Bisa Langsung Klink Nomor Dibawah Ini):

📱Rekrutmen, Asemen & Konsultansi MSDM: 0811-1744-456
📱Training & Outbound : 0811-1075-456
📱Klinik Psikologi, Konseling & Tumbuh Kembang Anak: 0811-1814-456
📱EduQuotient (Psi. Pendidikan): 0811-1157-456

Email : admin@logosconsulting.co.id
.
Follow Kami:
Logos Indonesia : @logosindonesiaofficial
Logos Institute : @logosinstituteofficial
DeepTalk Indonesia : @deeptalkindonesia
DeepGrow Indonesia : @deepgrowindonesia

Denounce with righteous indignation and dislike men who are beguiled and demoralized by the charms pleasure moment so blinded desire that they cannot foresee the pain and trouble.
0

No products in the cart.