Deeptalk.co.id – Apakah kamu menikmati kegiatan mencabuti kulitmu sendiri. Misalnya mencabuti kulit kering disekitar kuku. Kondisi semacam itu memang banyak dijumpai. Jika kamu tidak menjadi salah satunya, bisa jadi kamu pernah mengenal orang lain dengan kondisi semacam itu.
Kebiasaan mencabut kulit dikenal dengan istilah dermatillomania. Selain istilah dermatillomania, kondisi serupa juga memiliki beberapa nama lain, yaitu excoriation disorder, dan skin picking disorder.
Lantas, seperti apa sebenarnya dermatillomania itu? Untuk mengenal lebih jauh mengenai kondisi dermatillomania, artikel kali ini akan secara khusus membahas mengenai kondisi dermatillomania. Namun sebelum kita masuk pada topik pembahasan utamanya, perlu diketahui bahwa artikel ini dibuat sebagai bahan edukasi, dan tidak untuk dijadikan patokan self diagnosis. Jika kamu atau orang terdekat mengalami beberapa kondisi seperti yang dipaparkan dalam artikel ini, jangan ragu untuk melakukan konsultasi dan pemeriksaan lebih lanjut dengan psikolog atau psikiater.
Pengertian Dermatillomania
Istilah dermatillomania berasal dari Bahasa Yunani, yaitu dema yang berarti kulit, dan tillo yang berarti menarik, dan mania yang berarti perilaku berlebihan. Dengan demikian, dermatillomania dapat diartikan sebagai suatu kondisi psikologis dimana seseorang melakukan perilaku impulsif, dalam hal ini perilaku impulsif yang dimaksud adalah mencungkil kulit matinya sendiri.
Kondisi dermatillomania bisa dialami oleh jenjang usia yang cukup beragam, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa sekalipun. Meski demikian, kondisi tersebut lebih sering dijumpai pada usia remaja, tepat sekitar usia 13 sampai 15 tahun. Kondisi ini juga lebih sering dijumpai pada wanita dibandingkan dengan pria.
Penderita dermatillomania umumnya melakukan kegiatan mencungkil atau mencabut kulit matinya sendiri tanpa sadar, atau secara otomatis. Biasanya mereka baru menyadari hal tersebut saat perilakunya sudah menimbulkan luka. Misalnya mereka melakukan hal tersebut saat sedang asik menonton tv, membaca, dan lain sebagainya. Dalam banyak kasus, seseorang yang telah berhasil mencabut kulitnya sendiri akan mendapatkan kepuasan dari kegiatan tersebut. Sensasi kepuasan itulah yang membuat beberapa dari mereka kembali mengulangi hal yang sama.
Penderita dermatillomania juga umumnya akan menargetkan area-area tubuh tertentu untuk dicabuti kulit matinya. Misalnya pada area kulit yang menebal, bekas jerawat, bekas luka yang mengering, kulit bagian ujung jari, dan masih banyak lagi.
Penyebab Dermatillomania
Sayangnya hingga saat ini belum diketahui penyebab utama seseorang mengalami dermatillomania. Meski demikian, beberapa sumber menyebutkan bahwa kebiasaan mencabut kulit ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
Faktor genetik
Faktor pemicu dermatillomania pertama bisa karena genetik. Artinya, seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi dermatillomania akan beresiko lebih besar mengalami kondisi serupa.
Baca juga: Tips Mengatasi Onychophagia (Kebiasaan Menggigit Kuku)
Masalah pada otak
Faktor pemicu dermatillomania kedua bisa karena adanya beberapa masalah pada bagian otak. Seperti yang kita ketahui, otak merupakan organ yang bertanggung jawab akan setiap kegiatan yang kita lakukan. Dengan demikian, kondisi dermatillomania bisa saja dipicu oleh ketidak seimbangan kimia atau disfungsi pada bagian otak yang mengontrol kebiasaan.
Komplikasi dari gangguan mental tertentu
Faktor pemicu dermatillomania ketiga bisa karena bentuk komplikasi dari gangguan mental tertentu. Perlu diketahui bahwa kebiasaan mencabut kulit ini biasanya dialami oleh orang-orang dengan gangguan mental tertentu, misalnya pada penderita OCD, depresi, gangguan kecemasan, bipolar, dan lain sebagainya. Walaupun beberapa kasus dermatillomania juga tidak memiliki hubungan dengan gangguan-gangguan tersebut.
Gejala Dermatillomania
Jika dilihat dari pengertian dermatillomania itu sendiri, sudah cukup jelas bahwa gejala utama dari kondisi ini berupa perilaku berulang dalam hal mencabut kulit. Namun untuk diagnosa dari dermatillomania biasanya dianggap sebagai OCD atau obsessive compulsive disorder karena sama-sama menunjukan perilaku berulang. Walaupun tidak semua dermatillomania adalah OCD.
Untuk mengenal lebih jauh mengenai kondisi dermatillomania, berikut beberapa gejala yang umumnya dialami oleh penderita dermatillomania:
- Mendapatkan sensasi kepuasan tersendiri, khususnya setelah berhasil mencabut kulit matinya sendiri.
- Merasa terganggu jika menemukan tekstur kulit yang tidak rata atau kasar, seperti akibat bekas luka, jerawat, atau kapalan. Hal tersebut biasanya akan meningkatkan keinginan untuk mencabut kulit area itu.
- Cenderung menyembunyikan kebiasaannya dalam mencabut kulit, karena adanya perasaan malu jika seseorang mengetahui kebiasaannya tersebut. Artinya, penderita dermatillomania pada dasarnya sadar bahwa kebiasaannya tersebut tidak cukup normal untuk diketahui orang lain.
- Merasa tidak tenang atau cemas jika belum berhasil atau mendapatkan kendala dalam proses mencabut kulit.
- Memiliki beberapa bekas luka akibat kebiasaan mencabut kulit. Meski demikian, penderita dermatillomania umumnya akan berupaya semaksimal mungkin untuk menutupi bekas luka tersebut, misalnya dengan menutupnya menggunakan pakaian, make up, atau plester luka.
Itu dia sedikit penjelasan mengenai kondisi dermatillomania. Perlu diketahui bahwa dermatillomania sama halnya dengan masalah mental lainnya yang perlu mendapatkan penanganan khusus. Terutama jika kondisi tersebut memiliki komplikasi dengan masalah kesehatan mental lainnya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.
Baca juga: Onychophagia: Kebiasaan Menggigit Kuku
MEMBUTUHKAN KONSULTAN KESEHATAN MENTAL UNTUK INDIVIDU ATAU PERUSAHAAN? KAMI PUNYA SOLUSI MENYELURUH MASALAH MENTAL HEALTH.
HUBUNGI KAMI MELALUI KONTAK DIBAWAH INI:
DeepTalk by Logos Indonesia: Biro Psikologi & Konsultan HRD
Layanan:
1. Rekrutmen & Asemen Karyawan
2. Konsultansi MSDM
3. Training & Development by @logosinstituteofficial
4. Outbound
5. Konseling Online Berbasis Android & iOS by @deeptalkindonesia
6. Klinik Konsultasi Psikologi & Tumbuh Kembang Anak by @deepgrowindonesia
7. Layanan Psikologi Pendidikan by EduQuotient
.
Hubungi kami (Bisa Langsung Klink Nomor Dibawah Ini):
Rekrutmen, Asemen & Konsultansi MSDM: 0811-1744-456
Training & Outbound : 0811-1075-456
Klinik Psikologi, Konseling & Tumbuh Kembang Anak: 0811-1814-456
EduQuotient (Psi. Pendidikan): 0811-1157-456
Email : admin@logosconsulting.co.id
.
Follow Kami:
Logos Indonesia : @logosindonesiaofficial
Logos Institute : @logosinstituteofficial
DeepTalk Indonesia : @deeptalkindonesia
DeepGrow Indonesia : @deepgrowindonesia