burnout vs depresi

Deeptalk.co.id – Ketika perasaan sangat lelah melanda, akan sangat menguras energi kita. Saat tidak fokus bekerja, ingin segera membuka media sosial mencari hiburan, atau sudah merasa rindu dengan kasur di rumah. Perasaan seperti ini kerap mengganggu dan akhirnya tidak bisa produktif ketika bekerja.

 

Hingga muncul pertanyaan di benak kita, apakah saya sedang mengalami burnout? atau justru depresi? Bagaimana kita tahu kalau sedang burnout atau depresi?

 

Pada beberapa gejala tertentu dari burnout dianggap memiliki kesamaan dengan depresi. Seperti kelelahan ekstrim, perasaan sedih, hingga penurunan produktivitas. Beberapa orang pun bahkan mendiagnosis dirinya sendiri mengidap depresi padahal sebenarnya mengalami burnout.

 

Oleh karenanya, penting untuk kita tidak terlalu cepat menyimpulkan suatu keadaan dan mendiagnosis kondisi burnout atau depresi sendiri. Namun, perlu penjelasan dari ahli untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perbedaan dari burnout dan depresi itu sendiri.

 

Perbedaan Burnout dan Depresi

 

depresi dan burnout

Burnout dan depresi memiliki gejala yang hampir sama (cr : istock)

 

Pengertian

 

Oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), burnout termasuk ke dalam International Classification of Diseases, yang bisa didiagnosis secara manual dan mengkarakterisasikannya bukan sebagai kondisi medis namun sebagai occupational phenomenon. Sedangkan depresi termasuk sebagai kondisi medis, dimana penderitanya kerap mengalami anhedonia atau tidak bisa menikmati aktivitas atau sesuatu yang bahkan sangat ia gemari.

 

Ketika burnout seseorang masih bisa memiliki energi untuk menjalankan atau menikmati sesuatu yang disukai (seperti melakukan hobi). Namun jika seseorang sudah mengalami depresi, hobi yang ia sangat senangi akan terasa hambar dan ia tidak akan menemukan perasaan senang saat melakukannya.

 

Konsep dari burnout sendiri datang dari psikologis sosial di lingkungan pekerjaan. Hal tersebut dikatakan langsung oleh Angela Neal-Barnett, seorang profesor psikologi Kent State University. Secara khusus, burnout memang ditujukan untuk para pekerja yang bahkan terjebak pada hustle culture, namun kini juga banyak penelitian yang mengaitkan burnout untuk para orang tua yang mengalami kelelahan saat merawat anak.

 

Mereka yang mengalami burnout akan merasa seperti tidak mempunyai kendali atas apa yang mereka lakukan setiap hari dan terjebak pada hal-hal untuk menyelesaikan tugas mereka. Hingga kemudian muncul perasaan energi yang terkuras dan menjadi sinis dengan pekerjaan mereka. Ada juga serangkaian gejala fisik yang dapat muncul bersamaan dengan stres akibat burnout dan kelelahan yang tak ada habisnya seperti insomnia, sakit kepala, atau masalah pencernaan.

 

Baca juga : Inilah 12 Tahap Terjadinya Burnout

 

Perbedaan Kasus dan Penyembuhannya

 

Hampir sama dengan gejala burnout, orang yang mengidap depresi mungkin akan terlalu banyak tidur atau bahkan kurang tidur dan menjadi kehilangan fokus. Selain itu, depresi juga membawa seseorang untuk mengisolasi dirinya dari orang sekitar karena dirasa menguras energi banyak, juga untuk makan atau mandi sekalipun. Depresi juga menyebabkan munculnya perasaan sedih berkepanjangan dan keputusasaan, hingga pada beberapa kasus mereka akan mulai memiliki pemikiran kalau mereka tidak layak untuk hidup. Paling tidak kondisi ini akan bertahan selama dua minggu lamanya.

 

Namun, untuk penanganan burnout cenderung lebih mudah dibandingkan depresi. Seseorang akan membaik dari burnout dengan menjauh dari pekerjaan yang tengah dijalani. Bisa dengan melakukan liburan, healing atau kegiatan apapun yang tidak berkaitan dengan pekerjaan dengan harap dapat memberi asupan energi untuk beraktivitas normal kembali.

 

Sedangkan depresi tidak akan hilang begitu saja hanya dengan mengganti pola atau kebiasaan aktivitas sehari-hari. Perlu penanganan ekstra khusus agar seseorang bisa sembuh dari depresi. Adanya kombinasi antara genetik dan keadaan lingkungan yang menjadi faktor seseorang dapat mengalami depresi.

 

Burnout sendiri bisa menjadi penyebab dari depresi. Atau bahkan seseorang bisa mengidap burnout dan depresi secara bersamaan.

 

Baca juga : Tips dan Cara Agar Bisa Pulih Dari Burnout

 

Penanganan Burnout dan Depresi

 

Burnout dan depresi tentu dapat diatasi. Pada beberapa kasus, terutama jika sudah berada pada tingkat yang mengkhawatirkan, kedua kondisi ini harusnya ditangani oleh ahli yang lebih paham dengan kondisi tersebut. Namun, ada beberapa cara sebagai langkah pencegahan terjadinya burnout dan depresi.

 

Yang paling utama yakni dengan membuat batasan, baik batasan dengan pekerjaan, waktu atau orang lain agar kita tidak terbebani. Terlalu longgar dan tidak mempunyai batasan bisa membuat energi untuk diri sendiri justru berkurang.

 

“Miliki batasan tegas seputar waktu dan harapan Anda tentang bagaimana Anda ingin diperlakukan,” kata Aisha R. Shabazz, seorang terapis pekerja sosial berlisensi yang berbasis di New Jersey yang dikutip dari Psychcentral.

 

“Tanpa batasan, Anda lebih mungkin dieksploitasi dan menyerah pada tekanan eksternal yang mengharapkan Anda untuk mendorong diri Anda melampaui batas Anda, yang pada akhirnya akan menyebabkan kelelahan.” tambahnya.

 

Selain itu, berdasarkan sebuah studi pada tahun 2020 oleh Nora Suleiman-Martos dkk, menyarankan untuk melakukan mindfullness training yang bisa mengurangi energi negatif dan tingkat kelelahan mental. Beberapa strategi lain yang bisa dilakukan yakni seperti tetap rutin menjalankan perawatan pribadi, mengadvokasi diri sendiri ketika membutuhkan bantuan, dan konsultasi dengan ahli psikiater.

 

 

 

Sumber :

https://www.nytimes.com/2022/08/23/well/mind/burnout-depression-symptoms-treatment.html

https://psychcentral.com/depression/burnout-vs-depression#burnout

Suleiman-Martos, N., Gomez-Urquiza, J. L., Aguayo-Estremera, R., Cañadas-De La Fuente, G. A., De La Fuente-Solana, E. I., & Albendín-García, L. (2020). The effect of mindfulness training on burnout syndrome in nursing: A systematic review and meta-analysis. Journal of advanced nursing76 (5), 1124–1140. https://doi.org/10.1111/jan.14318

Denounce with righteous indignation and dislike men who are beguiled and demoralized by the charms pleasure moment so blinded desire that they cannot foresee the pain and trouble.
0

No products in the cart.