Deeptalk.co.id – Dalam era digital yang dipenuhi dengan konten kreatif, kita seringkali berhadapan dengan realitas yang dikenal sebagai “art blocking” — fenomena di mana karya seni dapat disaring atau diblokir secara otomatis di platform online. Untuk memahami dinamika di balik art blocking, sangat penting bagi kita untuk merenung pada akar penyebab yang melandasi praktik ini.
Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang faktor-faktor yang mendorong terjadinya art blocking, mulai dari kekhawatiran terkait konten berbahaya hingga pertimbangan teknis yang mendasari algoritma penyaringan. Dengan memahami penyebab-penyebab ini, kita dapat mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang kompleksitas tantangan yang dihadapi seniman dan pencinta seni dalam ekosistem digital saat ini.
Berikut adalah beberapa penyebab seseorang bisa mengalami art blocking, di antaranya yakni:
1) Stres, Kelelahan Mental dan Fisik
Meskipun ada beberapa orang yang berkembang di bawah tekanan, namun ada juga orang yang measa terkekang karena stres. Kemampuan berkreasi sering kali dikaitkan dengan keadaan eksternal dan ketika situasi penuh tekanan muncul, hal ini dapat menghentikan kreativitas.
Pun ketika Anda bekerja dengan terlalu keras dan penuh gila-gilaan selama berjam-jam. Tentu ini tidak sehat, namun mungkin Anda tidak memiliki pilihan lain. Hingga akhirnya Anda mengalami stres dan kelelahan serya memerlukan waktu berbulan-bulan untuk pulih.
Ini adalah masalah kesehatan mental dan bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya art blocking. Ketika ini terjadi, otak menjadi kelebihan beban dan mulai mematikan sebagian dari dirinya sendiri. Hal ini pun memicu depresi dan kecemasan. Namun masalah lainnya adalah kebanyakan orang tidak menyadari bahwa mereka menderita kelelahan mental dan fisik, hingga semuanya sudah terlambat.
Untuk membantu mengatasi hal ini dan mengembalikan kreativitas, Anda disarankan untuk mencari tempat yang nyaman dan tenang untuk menenangkan pikiran Anda. Matikan ponsel dan komputer Anda, habiskan waktu di luar ruangan, bermeditasi, memasak, menjahit, membuat sketsa, melukis atau mendengarkan musik. Temukan sesuatu yang membuat Anda bahagia dan fokuslah hanya pada hal itu. Masa damai ini akan memungkinkan Anda menciptakan ruang untuk berkembangnya ide-ide baru.
Baca juga : Menggali Kreativitas : Cara Meningkatkan Daya Imajinasi dan Inovasi
2) Masa Pertumbuhan
Kreativitas bisa serupa dengan menanam bunga di taman, ini adalah siklus berulang yang mencakup perkecambahan, pertumbuhan, dan kemudian pembungaan. Mungkin apa yang Anda anggap sebagai art blocking lebih merupakan periode perkembangan atau pertumbuhan, bukan suatu hambatan.
Mengubah pola pikir Anda ke filosofi ini bisa membebaskan sekaligus menenangkan. Ketika Anda memberikan waktu bagi ide untuk tumbuh dan berkembang, Anda telah meningkatkan peluang ide tersebut menjadi nyata dan mencapai potensi penuhnya.
3) Terlalu Banyak Ide yang Muncul
Memiliki ide akan suatu karya baru yang ingin Anda ciptakan tentu hal yang bagus, namun jika terlalu banyak ini justru bisa menjadi penyebab terjadinya art blocking. Kelelahan dalam mengambil keputusan sering terjadi ketika ada banyak ide dan ketidakpastian ide mana yang harus dikejar. Ini tentu bisa semakin membebani sehingga menjadi penyebab munculnya art blocking.
Bagi para kreatif di posisi ini, akan bermanfaat jika Anda menulis atau membuat sketsa semua ide Anda sebelum memilih salah satu yang paling menghasilkan kegembiraan. Ingat, Anda selalu dapat mengejar ide yang berbeda di masa depan jika ide tersebut tidak berjalan sesuai harapan awal Anda.
4) Ketakutan Akan Ketidaksempurnaan
Salah satu alasan atau penyebab paling umum terjadinya art blocking ialah ketakutan akan ketidaksempurnaan. Banyak orang kreatif menganggap diri mereka perfeksionis, sehingga ini bisa menghalangi mereka untuk mengejar ide atau menyelesaikan proyek.
Namun kenyataannya, satu-satunya cara untuk benar-benar “menyempurnakan” kerajinan Anda adalah dengan benar-benar berkreasi. Untuk menembus pola pikir perfeksionis, seniman dan desainer perlu saling membantu dan mengingat bahwa pertumbuhan adalah hal yang paling mendekati kesempurnaan. Memulai kembali ketika sebuah ide menemui jalan buntu bukanlah akhir dari dunia, karena ini hanya berarti permulaan yang baru.
Saat Anda melewati periode art blocking apa pun, ingatlah untuk memberi diri Anda ruang dan waktu untuk berkreasi. Kenali apa saja penyebab Anda mengalami art blocking, dan lakukan yang terbaik untuk mewujudkannya. Kreativitas tidak bisa dipaksakan, jadi ingatlah untuk mencari sumber kreativitas baru di sekitar Anda dan biarkan diri Anda memiliki kemampuan untuk gagal agar bisa sukses.
5) Terjebak Pada Imposter Syndrome
Gejala dan penyebab art blocking pada setiap individu tentu bisa berbeda-beda, dan salah satunya bisa disebabkan oleh adanya imposter syndrome. Kondisi ini membuat individu tidak mengerti mengapa ada orang lain yang menginginkan karyanya karena pengidap impostor syndrome telah jatuh dalam keraguan diri.
Ketika mengalami hal ini, Anda menjadi mempertanyakan otoritas Anda dan merasa tidak istimewa. Karena Anda juga selalu belajar, Anda tidak melihat diri Anda sebagai seorang ahli. Anda mempunyai perasaan yang merayap bahwa suatu saat dunia akan melihat melalui Anda. Jari lancip yang besar akan muncul dari awan dengan tulisan ‘penipu’ di atasnya.
Baca juga : Multitasking dan Kreativitas: Apakah Bisa Bersamaan atau Bertentangan?
6) Perasaan Akan Kesendirian dan Kesepian
Berbicara sendiri, kesendirian hingga kesepian adalah penyebab utama art blocking. Tentu setiap manusia membutuhkan orang lain di sekitarnya untuk mengobarkan antusiasmenya. Terkadang juga Anda membutuhkan umpan balik dan percakapan untuk memunculkan ide-ide baru.
Salah satu masalah utama yang dihadapi seniman atau orang kreatif lainnya adalah terlalu sering menyendiri. Menjadi mandiri dan bahagia bersama diri sendiri adalah hal yang sangat baik dan kesendirian tidak terlalu merangsang. Namun, itu bisa menghentikan langkah Anda. Tentu akan sulit untuk memimpikan ide-ide baru dengan beban yang membebani Anda tanpa bantuan orang lain di sekeliling Anda.
7) Membandingkan Diri Dengan Orang Lain
Era saat ini tentu siapapun memiliki media sosial, dan ini bisa menjadi pedang bermata dua. Idealnya, media sosial bisa menjadi sumber inspirasi yang tiada habisnya. Namun, buruknya, ini menegaskan bahwa betapa tidak memadainya perasaan Anda.
Melalui media sosial, Anda bisa melihat karya seni dari orang lain yang mungkin menurut Anda lebih bagus dibandingkan yang Anda miliki. Hingga pada akhinya Anda mempertanyakan nilai dari apa yang Anda telah lakukan dan Anda menjadi tahu bahwa Anda tidak akan pernah sebaik ini. Tidak perlu banyak hal untuk membunuh kepercayaan diri Anda.
Namun itu adalah perbandingan yang salah jika Anda berpikir jernih. Tidak pernah ada zaman sebelum zaman ini, ketika Anda memiliki akses terhadap hal-hal terbaik di dunia seperti yang Anda lakukan sekarang. Media sosial menampilkan yang terbaik dari yang terbaik dan menciptakan kesan yang salah bahwa bakat adalah hal yang lumrah, yang padahal sebenarnya tidak demikian.
Sumber :