Deeptalk.co.id – Stres merupakan respons bawaan yang dimiliki manusia terhadap bahaya, dengan lonjakan hormon saat memilih dalam meresponnya, seperti melawan bahaya, berkelahi, membeku atau melarikan diri. Memahami stres yang Anda alami, termasuk jenis stres yang berbeda dapat membantu Anda untuk mengetahui lebih cepat ketika Anda membutuhkan penanganannya.
Stres umumnya mengacu pada dua hal, yakni terkait persepsi psikologis terhadap tekanan, dan di satu sisi respons tubuh terhadapnya, juga di sisi lain yang melibatkan banyak sistem, mulai dari metabolisme, otot, hingga memori.
Beberapa tekanan memang ada dan diperlukan untuk semua sistem kehidupan. Itulah mengapa manusia memiliki cara mereka sendiri dalam menghadapi dan menanggapi tantangan juga ketidakpastian akan keberadaan tekanan tersebut. Persepsi bahaya memicu sistem respons otomatis, dikenal sebagai respons fight-or-flight (melawan atau lari), yang diaktifkan melalui sinyal hormonal untuk mempersiapkan naluri dalam menghadapi ancaman.
Peristiwa yang membuat stres akan memicu aliran hormon, termasuk adrenalin dan kortisol yang melonjak ke seluruh tubuh. Hingga kemudian hormon tersebut pun kemudian mengakibatkan anggota tubuh lain juga memberikan responnya. Seperti meningkatnya detak jantung dan sirkulasi darah untuk mendukung tindakan cepat, memobilisasi lemak dan gula untuk energi segera, memusatkan perhatian untuk melacak bahaya, atau mempersiapkan otot untuk bergerak.
Akan tetapi, respons tubuh tersebut yang digunakan sebagai penyelamatan dimaksudkan untuk memecahkan masalah jangka pendek yang mengancam jiwa. Mereka tidak bisa memecahkan kesulitan yang berkepanjangan seperti masalah pada hubungan, pekerjaan, dan beberapa dari banyak tantangan dan tekanan yang dapat membajak respons stres saat ini.
3 Jenis Stres
Stres adalah perasaan ketegangan emosional atau fisik. Hal ini merupakan respons normal tubuh manusia terhadap tekanan, perubahan, atau pemicu stres lainnya. Meskipun normal bagi seseorang untuk mengalami stres, ada kalanya hal itu terjadi terlalu sering dan mengancam kesehatan tubuh.
Menurut American Psychological Association (APA), ada tiga jenis stres yang berbeda, dan masing-masing dapat berdampak buruk pada tubuh kita. Ketiga jenis stres tersebut di antaranya :
1. Stres Akut
Manusia mengalami stres akut berkali-kali setiap hari. Ini bisa terjadi ketika manusia menghadapi suatu tantangan atau ancaman yang dirasakan, atau ketika sesuatu yang tidak terduga terjadi. Contohnya seperti ketika tiba-tiba diminta untuk memberikan pidato padahal belum ada persiapan, berdebat dengan seseorang, terjebak kemacetan atau ditilang, dan lain sebagainya.
Gejala stres akut berkembang dengan cepat dan tidak berlangsung lama. Beberapa orang mungkin memberikan responsnya dengan mengalami mudah marah, cemas, berkeringat, sakit kepala, mual, atau detak jantung yang lebih cepat.
Kita mengalami stres akut berkali-kali setiap hari. Itu bisa terjadi ketika ada tantangan, ancaman yang dirasakan atau ketika sesuatu yang tidak terduga terjadi- contohnya termasuk: memberikan pidato, berdebat dengan pasangan, terjebak kemacetan atau ditilang. Gejala stres akut berkembang dengan cepat dan tidak berlangsung lama. Beberapa orang mungkin mengalami lekas marah, cemas, berkeringat, sakit kepala, sakit perut, atau detak jantung yang cepat. Hal tersebut mungkin muncul untuk waktu yang singkat dan menghilang ketika stres mereda.
Pikiran kita dapat memperpanjang stres akut. Argumen baru-baru ini mungkin terulang di benak Anda, yang kemudian membuat Anda terjaga di malam hari. Atau mungkin Anda kemudian terus mengkhawatirkan masa depan, deadline dan lain-lain.
Anda mungkin dapat memanfaatkan teknik untuk menenangkan pikiran yang telah Anda pelajari sebelumnya. Sehingga stres yang Anda alami tidak berkepanjangan dan tidak mengganggu hubungan atau karir.
Baca juga : 6 Sinyal Tubuh Ketika Kamu Sedang Stres
2. Stres Akut Episodik
Stres jenis ini terjadi ketika Anda sering mengalami stres akut dan akhirnya berkembang. Ini diakibatkan Anda yang mengambil terlalu banyak tanggung jawab atau merasa terbebani dengan penyebab stres akut sebelumnya.
Kepribadian dengan tipe yang terus menerus khawatir lebih rentan mengalami stres jenis ini. Gejala stres akut episodik serupa dengan gejala stres akut. Namun mereka lebih sering muncul dan menumpuk.
Risiko dari stres ini akan menjadi lebih besar jika Anda menggunakan strategi penanggunalan yang tidak sehat. Diantaranya seperti minum alkohol, konsumsi obat-obatan, makan berlebihan, atau berpegang teguh pada hubungan yang buruk.
Sehingga banyak juga orang yang perlahan-lahan berhenti melakukannya dan berlaih mengejar aktivitas yang menyenangkan atau mencari tujuan yang lebih bermakna. Karena jika stres tidak dikelola dengan baik, gejalanya dapat menyebabkan masalah yang serius seperti depresi klinis atau penyakit jantung.
3. Stres Kronis
APA mendefinisikan stres kronis sebagai stres yang konstan dan berkembang lama. Jenis stres ini adalah jenis stres yang paling berbahaya bagi kesehatan diantara kedua jenis stres lainnya. Stres kronis bisa disebabkan oleh trauma, kemiskinan, pelecehan dalam bentuk apa pun, pernikahan atau keluarga yang tidak berjalan dengan baik, hingga penyalahgunaan zat atau obat-obatan.
Gejala stres kronis dapat menjadi luar biasa merugikan atau melemahkan. Beberapa orang diantaranya yang mengalami stres ini mungkin akan mengalami kelelahan, perubahan nafsu makan, sulit tidur, sakit kepala, atau sulit berkonsentrasi. Stres kronis yang tidak ditangani dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan konsekuensi serius dan menyebabkan masalah kesehatan seperti insomnia, obesitas, penyakit jantung, hipertensi, atau diabetes.
Entah penyebabnya terletak pada pola pikir penderitanya atau akibat keadaan sulit, banyak orang pun kemudian memutuskan berhenti terpuruk pada stres ini dengan memperjuangkan perubahan dan mulai mengakomodasi stres kronis. Selain itu, penting untuk mendapatkan bantuan dari pihak manapun agar Anda tidak selalu menyalahkan diri sendiri. Menyalahkan diri sendiri hanya akan membuat kondisi semakin memburuk dan akan berdampak pada penyakit yang lebih akut.
Tubuh kita dapat mengatasi stres untuk waktu yang singkat. Itu tidak dilengkapi untuk mengatasi stres jangka panjang atau kronis. Mencari cara sehat untuk mengelola stres dapat membantu kita menghindari risiko komplikasi kesehatan. Jika Anda mengalami gejala stres jangka panjang, Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter atau penyedia kesehatan mental.
Sumber :
Malcolm, X. (2021, May 18). The 3 Different Types of Stress and How Each Can Affect Our Health – Health Beat. Health Beat. https://www.flushinghospital.org/newsletter/the-3-different-types-of-stress-and-how-each-can-affect-our-health/
Ehrenfeld, T. (2020, October 12). The Three Types of Stress. Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/blog/open-gently/201812/the-three-types-stress